AIRSPACE REVIEW – Ribuan drone yang diproduksi di Lithuania untuk pengiriman ke Ukraina masih tertahan di gudang. Drone tersebut tidak bisa dikirim akibat hambatan birokrasi di dalam negeri Lithuania.
Salah satu produsen drone Lithuania, RSI Europe, mengatakan, perusahaan telah menyiapkan pengiriman ribuan drone ke Ukraina sejak bulan Oktober dan November tahun lalu.
Rencana awal, pengiriman drone tersebut akan sampai di Ukraina pada akhir tahun lalu. Namun faktanya, ribuan drone tersebut masih tertahan di Lithuania.
“Kami mengirimkan sebagian drone pada bulan Oktober dan sisanya pada bulan November, tetapi kami tidak memiliki konfirmasi bahwa drone tersebut telah diangkut ke Ukraina,” kata CEO RSI Europe Tomas Milašauskas dikutip Kyiv Post.
Ia menambahkan, perusahaan juga tidak diundang untuk melatih personel Ukraina mengenai pengoperasian drone tersebut.
Padahal semestinya, sebelum drone digunakan oleh pengguna, perusahaan akan diminta memberikan pelatihan cara pengoperasiannya terlebih dahulu.
Produsen Lithuania lainnya juga mengonfirmasi masalah serupa. Mereka menyatakan tidak memiliki informasi terbaru tentang apakah drone mereka sudah dikirim dari Lithuania atau belum.
Produsen mengatakan, bila drone yang dibutuhkan oleh pasukan Ukraina belum juga sampai di tangan mereka, maka hal ini akan memperlemah dan mempersulit posisi pasukan Ukraina.
Mantan Menteri Pertahanan Lithuania Laurynas Kasčiūnas menyalahkan inefisiensi birokrasi atas keterlambatan tersebut.
Menurut Kasčiūnas, ada enam langkah yang diperlukan untuk mentransfer peralatan militer ke Ukraina, termasuk persetujuan formal dan pengaturan logistik.
“Prosesnya melibatkan gudang, Badan Sumber Daya Pertahanan yang secara resmi mentransfer peralatan ke militer, keputusan pemerintah untuk menyetujui transfer, dan kemudian secara fisik mengangkut barang-barang tersebut ke Ukraina. Setiap langkah harus dipercepat,” ujar Kasčiūnas.
Ketua Komite Parlemen Lithuania untuk Keamanan dan Pertahanan Nasional, Gedrimas Eglinskas, menyoroti pentingnya pengiriman teknologi modern dengan segera.
“Drone yang diproduksi dengan standar terbaru harus mencapai tentara Ukraina secepat mungkin,” kata Eglinskas, mendesak perombakan sistemik untuk mencegah keterlambatan di masa mendatang.
Sementara itu, menjawab semua kritikan, Kementerian Pertahanan Lithuania memastikan bahwa proses pengiriman sedang dipercepat.
Dikatakan bahwa keputusan pemerintah baru-baru ini telah menyederhanakan prosedur, sehingga tidak perlu lagi persetujuan tambahan untuk peralatan yang dibeli negara yang ditujukan untuk negara lain.
“Ke depannya, kami akan mulai mentransfer properti ke Ukraina berdasarkan prosedur yang direvisi ini,” kementerian tersebut mengumumkan.
Pada Agustus lalu, lima produsen drone Lithuania telah berhasil menguji produk mereka di Ukraina. Hampir 5.000 drone senilai 5 juta euro dibeli untuk Angkatan Bersenjata Ukraina.
Selain itu, 2.300 drone tempur senilai 3 juta euro dibeli untuk militer Lithuania sendiri.
Kementerian Pertahanan Lithuania awalnya berjanji bahwa semua drone akan dikirimkan pada akhir tahun 2024. Tidak mengherankan bahwa penundaan pengiriman tersebut menimbulkan pertanyaan. (RNS)