Pengadaan S-400 India tidak terdampak hantu CAATSA

S-400AA, AP
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pengadaan sistem pertahanan udara jarak jauh S-400 Triumf oleh India dari Rusia, dipastikan tidak terkena dampak CAATSA (Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act) seperti yang diberlakukan Washington terhadap negara lain.

Hal ini dikatakan oleh Duta Besar Rusia untuk India Denis Alipov dalam wawancara dengan Rossiya 24.

Boeing_contoh2

Alipov menambahkan, proyek kerja sama India dengan Rusia banyak ragamnya dan telah diperbarui untuk sepuluh tahun ke depan.

“Program kerja sama industri pertahanan yang diperbarui dirancang untuk 10 tahun, hingga 2031. Ada banyak bidang dan proyek bersama,” ujar Alipov seperti dikutip EurAsian Times pada 26 Maret.

Ia meyakini, kerja sama bidang pertahanan yang telah dibangun oleh Rusia dan India sejak beberapa puluh tahun lalu, tidak akan berakhir dengan undang-undang CAATSA.

Seperti diketahui, sejumlah negara memilih untuk tidak melanjutkan pembelian alutsista dengan Rusia karena takut akan CAATSA yang telah menjadi ancaman yang menghantui.

“Saya rasa tidak, saya bahkan bisa mengatakan bahwa saya yakin situasi saat ini tidak akan mempengaruhi atau minimal mempengaruhi kerja sama industri pertahanan kita,” jelasnya.

Ditambahkan, banyak perusahaan Rusia yang beroperasi di kompleks industri militer di bidang kerja sama dengan India sudah lama bekerja di bawah sanksi sepihak oleh Amerika Serikat lebih awal dari yang lain.

Perluasan pembatasan yang disebabkan oleh situasi di Ukraina, lanjutnya, tidak mengubah apa pun secara mendasar.

Seperti diketahui, pengiriman sistem pertahanan udara Rusia S-400 ke India berjalan sesuai rencana. Tidak ada sanksi dari AS yang dijatuhkan atas kontrak yang telah dibuat.

“Mengenai pengiriman sistem S-400 secara khusus, mereka berjalan sesuai rencana, dan pembatasan yang sekarang dikenakan pada kami sama sekali tidak akan memengaruhi pengiriman dan penyelesaian kontrak ini,” urai Alipov mengenai embargo yang diberlakukan AS terhadap Rusia.

Ditambahkan lebih lanjut, India malah menyatakan akan mempertimbangkan untuk memperoleh sistem S-500 setelah menerima S-400.

Seperti diketahui, pada 2018, India dan Rusia menandatangani kontrak senilai 5,5 miliar USD untuk sistem pertahanan udara S-400, yang menempatkan New Delhi pada risiko terkena sanksi AS.

AS telah lama berusaha mencegah negara-negara membeli peralatan militer dari Rusia dan mengancam mereka dengan tindakan hukuman melalui CAATSA.

Terlepas dari peringatan Washington, New Delhi bergerak maju dengan pembelian tersebut. India beralasan memiliki hubungan strategis dengan Rusia maupun AS.

-Poetra-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *