AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Jet-jet tempur F-16 Angkatan Udara Irak (IqAF) mencatatkan misi tempur pertama sekembalinya para kontraktor pesawat itu ke Irak setelah tahun lalu ditarik ke Amerika Serikat.
Irak memiliki 36 unit F-16C/D Block 50/52 (F-16IQ) hasil pembelian dari AS.
Bagdad membeli 36 jet F-16C/D Block 50/52 melalui kontrak senilai 6,5 miliar dolar AS yang ditandatangani dalam dua gelombang tahun 2011 dan 2012, masing-masing 18 unit.
Kelompok pertama F-16 diterima IqAF pada 2015.
Namun pesawat-pesawat itu kemudian di-grounded hampir sepanjang 2020 sehubungan penarikan para kontraktornya.
Baca Juga: AU Irak Sudah Terima 36 F-16IQ Fighting Falcon dari Amerika Serikat
Kini sekembalinya mereka dari AS, IqAF dan Komando Pusat AS (US CENTCOM) telah mengembalikan lagi armada F-16 Irak ke udara.
AS dan koalisi melaksanakan Operation Inherent Resolve pada awal November 2020
Kawanan Fighting Falcon itu langsung melakukan penyerangan terhadap kelompok-kelompok Islamic State (Is) di Irak.
Tidak disebutkan berapa banyak F-16 yang melakukan serangan udara terhadap basis-basis IS di wilayah sebelah utara Bagdad.
“Pesawat-pesawat tempur F-16 Irak telah melaksanakan serangan udara terhadap Islamic State di wilayah al-Zour, Diyala,” kata CENTCOM dalam keterangannya seperti diberitakan Janes.
Seperti diketahui, pada awal November 2020 AS memimpin pasukan koalisi melaksanakan Operation Inherent Resolve di Irak dan Suriah.
Operasi tersebut dilaksanakan untuk menumpas tumbuhnya lagi kelompok-kelompok IS di Irak maupun Suriah.
Penyebab ditariknya kontraktor F-16 dari Irak
Majalah Forbes pada juli 2020 menerbitkan laporan tentang memburuknya situasi pesawat F-16 Irak.
Hal itu sebagai imbas dari terjadinya ketegangan AS dan Iran atas terbunuhnya Jenderal Iran Qasem Soleimani oleh serangan drone AS di Baghdad pada 3 Januari 2020.
Beberapa hari kemudian hal itu diperburuk dengan serangan rudal Iran terhadap dua pangkalan Irak yang menampung pasukan AS di Irak dan Kurdistan
Sebagai akibat dari ketegangan itu, AS pun menarik diri dari beberapa pangkalan di Irak. Kontraktor Amerika dievakuasi dari Pangkalan Udara Balad, tempat bermarkasnya F-16 Irak.
Kontraktor Amerika tersebut sebelumnya telah membantu Irak dalam hal perawatan dan menjaga operasional F-16 Irak.
Sejak saat itu, beberapa jet ini berhenti beroperasi karena kurangnya dukungan teknis dan pemeliharaan.
F-16 pun tak bisa digunakan untuk melaksanakan patroli udara tempur secara rutin di provinsi Al-Anbar yang sering digunakan IS untuk melakukan infiltrasi dari Suriah ke Irak.
Roni Sontani