AIRSPACE REVIEW – Panglima Angkatan Darat Brasil Jenderal Tomas Miguel Mine Ribeiro Paiva dan delegasinya telah mengunjungi perusahaan pertahanan Otokar di Turkiye pada 31 Oktober 2025.
Dalam kunjungan tersebut, Otokar memamerkan Tulpar IFV yang dilengkapi dengan turret tanpa awak Mizrak 30, serta tank ringan Tulpar 120 yang dilengkapi dengan turret Leonardo HITFACT MkII buatan Italia.
Diinformasikan, Angkatan Darat Brasil telah menyatakan minatnya untuk mengakuisisi varian Tulpar IFV (kendaraan tempur infanteri).
Kendaraan dirancang untuk mengangkut unit infanteri mekanis di bawah perlindungan ketat sambil mempertahankan mobilitas tinggi di lingkungan pertempuran.
Platform ini dapat dikonfigurasi untuk berbagai peran, termasuk transportasi pasukan, pengintaian, dan dukungan tembakan, serta dapat mengakomodasi berbagai sistem turret dan persenjataan.
Keluarga Tulpar memiliki bobot 32-35 ton, digerakkan menggunakan mesin diesel Scania DSI 14 liter atau DSI 16, berdaya 410- 595 kW. Kecepatan maksimumnya 70 km/jam dan jangkauan operasional 600 km.
Mengenai pengadaan kendaraan tempur baru ini, sebelumnya Staf Umum Brasil memulai proses formal pada Oktober 2022 untuk meneliti dan memilih kendaraan lapis baja baru untuk menggantikan platform lama.
Pada bulan Desember tahun yang sama, sebuah dekrit dikeluarkan yang mengizinkan pengadaan 65 kendaraan tempur lapis baja (IFV) dan 78 pengangkut personel lapis baja (APC).
Angkatan Darat Brasil tengah mencari pengganti kendaraan pengangkut personel M113 APC asal Amerika Serikat, termasuk juga tank M60 A3TTS Amerika Serikat dan Leopard 1A1BE Jerman.
Proses evaluasi ini bertujuan untuk menemukan platform yang dapat beroperasi secara efektif di berbagai medan Brasil dan memenuhi persyaratan medan perang modern.
Meskipun belum ada keputusan resmi yang diumumkan, minat Brasil terhadap Tulpar menggarisbawahi fokusnya pada penguatan pasukan darat melalui sistem lapis baja modern dan modular.
Bagi Otokar, apabila kesepakatan dengan Brasil ini tercapai, akan menandai perluasan jangkauan internasionalnya dan memperdalam kerja sama pertahanan di luar pasar tradisionalnya di Asia dan Timur Tengah. (RBS)

