AIRSPACE REVIEW – Jet tempur Su-35S Rusia menjalankan tugas sebagai radar udara dalam operasi militer di Ukraina. Tugas ini dilakukan Su-35S untuk sementara menggantikan pesawat peringatan dini dan pengendalian udara A-50U Mainstay.
Saluran Telegram FighterBomber melaporkan hal itu mengutip sumber di komunitas penerbangan militer Rusia.
Saat ini Rusia sedang mengurangi pengoperasian armada A-50U menyusul beberapa serangan Ukraina.
Pada Januari 2024, rudal jelajah SCALP Ukraina menghancurkan sebuah pesawat A-50 dan serangan lainnya menargetkan lapangan udara yang menyimpan beberapa pesawat lainnya.
Dari delapan pesawat yang dimiliki, Rusia dilaporkan telah kehilangan sedikitnya satu A-50U dan sekarang mengoperasikan pesawat ini lebih jauh dari garis depan.
Untuk melaksanakan tugasnya, Su-35S yang dilengkapi dengan radar N035 Irbis mampu mendeteksi target hingga sejauh 400 kilometer dan melacak hingga 30 target sekaligus.
Jet tempur superioritas udara Rusia tersebut dapat beroperasi baik sebagai pencegat maupun sebagai platform komando dan kontrol udara.
Pada bulan Juli 2022, Rosoboronexport menjelaskan bahwa Su-35 memiliki kemampuan untuk memandu pesawat lain selama operasi kelompok dan melakukan misi di luar zona pertahanan udara musuh.
“Su-35 secara efektif memerangi target permukaan, termasuk tanpa memasuki zona pertahanan udara musuh. Selain itu, Su-35 mampu mengendalikan aksi kelompok pesawat di udara, menjalankan fungsi peringatan dini dan pesawat kontrol udara,” tulis badan ekspor persenjataan Rusia tersebut.
Didukung oleh mesin AL-41F-1S, Su-35S dapat terbang dengan kecepatan supersonik dan beroperasi pada jarak jauh.
Laporan dari analis pertahanan dan publikasi Barat mencatat kemampuan Su-35 untuk melakukan beberapa fungsi yang biasanya dilakukan oleh pesawat AEW&C.
Ukraina telah berupaya melacak operasi pesawat A-50 Rusia menggunakan sistem berbasis darat seperti Kolchuga-M dan 80K6K1 Pelican, serta sensor yang dipasang di pesawat tempur Mirage-2000-5F dan F-16AM.
Kyiv juga segera menerima pesawat Saab-340 AEW&C pertamanya dari Swedia. Pesawat ini akan diintegrasikan dengan pesawat tempur F-16 melalui jaringan taktis Link-16 NATO untuk koordinasi yang lebih baik dengan jet-jet Barat. (RNS)