Belanda borong 22 sistem pertahanan udara antidrone Skyranger 30 dari Jerman

Skyranger 30Istimewa

AIRSPACE REVIEW – Angkatan Bersenjata Belanda memperkuat kemampuannya memerangi ancaman pesawat tak berawak dengan mengakuisisi 22 sistem kanon antidrone bergerak.

Sistem Pesawat Tempur Antidrone (C-UAS) ini dirancang untuk melindungi brigade menengah dan berat Angkatan Darat Kerajaan Belanda dalam situasi perang.

Jika kontrak ditandatangani sesuai rencana, sistem pertama antidrone tersebut dapat beroperasi pada tahun 2028.

Sistem yang dipilih Belanda adalah Skyranger 30 buatan Rheinmetall, Jerman. Sistem ini dilengkapi dengan beberapa sensor dan senjata untuk mendeteksi dan menetralisir ancaman udara.

Skyranger 30 menggunakan radar, kamera, dan laser untuk akuisisi dan pelacakan target.

Senjata utamanya berupa kanon cepat kaliber 30 mm, yang mampu menembakkan hingga 1.250 peluru per menit terhadap drone, pesawat terbang berawak, dan helikopter.

Selain itu, sistem ini juga dilengkapi rudal permukaan ke udara untuk menyerang target pada jarak yang lebih jauh.

Sistem senjata Skyranger 30 nantinya akan dipasang pada Kendaraan Pendukung Tempur Lapis Baja (ACSV) buatan Flensburger Fahrzeugbau, Jerman.

Saat ini Belanda tengah membeli kendaraan lapis baja tersebut untuk program modernisasi pertahanan udaranya

Dengan pengadaan sistem Skyranger 30, Belanda mengambil langkah strategis dalam beradaptasi dengan tantangan medan perang modern. (RBS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *