AIRSPACE REVIEW – Pemerintah Korea Selatan mengucurkan anggaran 3 miliar USD untuk melakukan peningkatan kemampuan (upgrade) 59 jet tempur F-15K Slam Eagle milik Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF) dengan beragam teknologi canggih yang ada pada jet tempur F-15EX Eagle II Amerika Serikat.
Program peningkatan yang telah disetujui pada Desember 2024 ini mencakup sistem avionik canggih, pelatihan, dan dukungan pemeliharaan, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan operasional armada.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bertahan dan efektivitas misi pesawat secara signifikan, sehingga memungkinkan ROKAF untuk melawan ancaman modern secara lebih efektif.
Peningkatan utama meliputi pemasangan radar AESA APG82v1, Eagle Passive Active Warning Survivability System (EPAWSS), Komputer Misi Canggih ADCPII yang baru, dan stasiun kru yang dimodernisasi.
Sistem canggih tersebut akan memberikan kewaspadaan situasional yang unggul, kemampuan peperangan elektronik yang tangguh, dan pelaksanaan misi yang disederhanakan.
Direktur Pengembangan Bisnis Pesawat Tempur Boeing Rob Novotny menyatakan, dengan program ini akan memiliki kemampuan misi yang lebih tinggi.
Ditambahkan, upaya modernisasi ini akan mempertahankan potensi serangan global armada F-15K selama beberapa dekade mendatang.
Memodernisasi armada F-15 yang ada dengan kemajuan F-15EX menawarkan alternatif praktis bagi operator untuk memperoleh pesawat yang sama sekali baru, lanjutnya.
Program ini juga menandakan bahwa Boeing berkomitmen untuk mendukung keamanan global dan pasukan sekutu.
Dua pesawat F-15K+ pertama yang ditingkatkan diproyeksikan akan dikirimkan pada akhir tahun 2028, dan program keseluruhan akan selesai pada pertengahan tahun 2030-an.
Di luar program peningkatan F-15K menjadi F-15K+, Korea Selatan juga sedang mengevaluasi pesawat Boeing E-7A untuk memperluas platform Airborne Early Warning & Control (AEW&C).
Bersamaan ini, Seoul juga berencana untuk mengakuisisi 36 helikopter Boeing AH-64E Apache Guardian tambahan. (RNS)