AIRSPACE REVIEW – Angkatan Udara Bela Diri Jepang (JASDF) mengeluarkan pernyataan pada 27 Mei, bahwa jet tempur mereka mencegat drone intai milik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAAF) di atas Laut China Timur (ECS).
Drone tersebut kemungkinan terbang dari pangkalan udara di Provinsi Zhejiang dan memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Jepang (ADIZ) dan kemudian terbang ke arah barat laut di sepanjang Rantai Pulau Ryukyu.
Menurut pernyataan JASDF, sebuah drone diketahui sebagai WZ-10 berhasil diidentifikasi terbang di atas ECS utara Pulau Okinawa.
JASDF menanggapi penerbangan WZ-10 dengan meluncurkan pesawat tempur F-15J dari Pangkalan Udara Naha yang mencegat drone tersebut.
F-15J memantau terus WZ-10 hingga terbang keluar wilayah udara Jepang ke arah barat menuju China.
Disebutkan, WZ-10 tersebut tidak melanggar wilayah udara Jepang selama penerbangannya.
Ditambahkan bahwa pencegatan drone intai bermesin jet tersebut adalah untuk pertama kalinya.
WZ-10 atau Wing Loong 10 adalah drone intai kelas HALE (high altitude long endurance) yang dikembangkan pabrik pesawat Chengdu Aircraft Industry Group (CAIG) yang juga menghasilkan jet tempur siluman J-20.
Drone berkarakteristik siluman ini secara tampilan desain mirip dengan General Atomics Avenger buatan Amerika Serikat.
WZ-10 mulai menjalani penerbangan perdananya pada 2014 dan mulai memasuki dinas pertama sejak 2018.
Sebagai drone kelas HALE, Wing Loong-10 memiliki ketinggian terbang hingga 15.000 km, dengan kecepatan maksimum 750 km/jam dan durasi terbang selama 20 jam.
Untuk spesifikasinya, drone berdimensi panjang 9 m, rentang sayap 20 m, tinggi 3,6 m, dan memiliki Berat Lepas Landas Maksimum (MTOW) 3.200 kg.
Sebagai drone tempur, Wing Loong-10 dibekali beragam persenjataan, di antaranya rudal udara ke permukaan Blue Arrow, bom berpemandu YL-12, dan GB-4. -RBS-