AIRSPACE REVIEW – Boeing telah memamerkan model drone tanker berbasis kapal induk MQ-25 Stingray yang dipersenjatai dengan sepasang rudal siluman udara ke permukaan AGM-158C LRASM (Long-Range Anti-Surface Missiles).
Meskipun MQ-25 belum mencapai kemampuan operasional awal dalam peran dasar pengisian bahan bakar di udara, kemunculan model ini sangat penting, karena Angkatan Laut AS mulai mempertimbangkan kembali misi yang diperluas untuk drone tersebut, tulis The War Zone (10/4).
Model skala MQ-25 bersenjata ini diperlihatkan Boeing pada pameran Navy League’s Sea Air Space di Maryland, AS minggu ini.
Tampak AGM-158C LRASM dipasang pada gantungan di bawah sayap yang sebelumnya digunakan untuk pod pengisian bahan bakar pada drone versi tanker. Droen ini dirancang dapat meluncurkan AGM-158C LRASM, dan kemungkinan senjata lainnya, akan menjadi perkembangan baru yang signifikan.
Saat ini, F/A-18E/F Super Hornet adalah satu-satunya pesawat Angkatan Laut AS yang diketahui mampu menggunakan AGM-158C LRASM.
Angkatan Laut AS sedang berupaya untuk mengintegrasikan rudal tersebut ke dalam pesawat patroli dan pengawasan maritim P-8A Poseidon dan ada rencana untuk menambahkannya ke varian F-35C, tetapi hanya untuk pengangkutan eksternal (di bawah sayap).
Mengenai AGM-158C LRASM, rudal yang dirancang dan diproduksi oleh Lockheed Martin ini memiliki jangkauan maksimum antara 200 dan 300 mil.
AGM-158C LRASM menggunakan sistem panduan sistem navigasi inersia (INS) berbantuan GPS serta sensor inframerah pencitraan pasif untuk fase terminal penerbangan, yang secara mandiri memilih tempat optimal untuk menyerang target.
Meskipun tawaran Boeing ini cukup menarik, untuk saat ini Angkatan Laut AS masih fokus pada pengenalan MQ-25 sebagai kapal tanker untuk membantu memperluas jangkauan efektif sayap udara kapal induk.
Selain itu, Angkatan Laut AS telah mengidentifikasi misi sekunder untuk MQ-25, yakni sebagai pesawat ISR (intelijen, pengawasan, dan pengintaian) selain sebagai pesawat tanker udara. (RBS)