AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Rusia menempatkan sejumlah ban karet di atas sayap pembom Tu-95 di Pangkalan Udara Engels-2, berjarak 300 km dari perbatasan dengan Ukraina. Hal ini teridentifikasi melalui gambar satelit MAXAR yang dipublikan di internet.
Menurut sejumlah pihak, ban-ban tersebut adalah untuk melindungi pesawat dari serangan drone. Ada juga yang menduga hal itu untuk mengelabui rudal jarak jauh.
Pertanyaannya, apakah benar ban dapat menangkal serangan drone hingga rudal?
Bila kita perhatikan dari gambar satelit tersebut, ban yang ditempatkan di atas pembom Tu-95 itu pun tidak menutupi seluruh sayap atau badan pesawat.
Bila gambar kita besarkan, maka akan terlihat bahwa pesawat itu salah satu mesinnya sudah dilepas, apakah pesawat ini dalam kondisi siap dioperasikan? Tentunya tidak.
Apakah dengan melindungi sebagian sayap pesawat semuanya artinya sudah melindungi seluruh bagian pesawat?
Penutup ban dapat diperhitungkan untuk memecah tanda inframerah pesawat ini, untuk membingungkan rudal jelajah dengan menggunakan pencocokan gambar untuk penargetan.
Teknik ini juga sering disebut sebagai DSMAC (Digital Scene Matching Area Correlator) atau ATR (Automated Target Recognition) bila digunakan pada rudal jelajah.
Portal The War Zone menulis, penggunaan DSMAC/ATR akan memberikan keuntungan yang signifikan pada versi serangan darat rudal Neptunus buatan Ukraina, menjadikannya kebal terhadap gangguan peperangan elektronik.
Pada saat yang sama, pendekatan mereka terhadap target tidak akan melibatkan emisi frekuensi radio apa pun, karena sifat penargetan yang pasif.
Peorang pejabat Ukraina mengonfirmasi bahwa serangan darat Neptunus menggunakan sistem panduan GPS yang dikembangkan secara lokal untuk membawa rudal ke lokasi yang telah ditentukan.
Rudal tersebut kemudian menggunakan pencari pencitraan inframerah untuk mencari dan mengunci target berdasarkan gambar yang dimuat sebelumnya.
Secara umum, jika rudal yang menggunakan panduan terminal ini tidak dapat mencocokkan target dengan memorinya, maka serangan akan dibatalkan. Menghancurkan siluet inframerah target adalah salah satu cara untuk melakukan hal ini.
Rudal jelajah Storm Shadow dan SCALP-EG sumbangan Ukraina juga menggunakan pengaturan terminal homing jenis ini, namun Kyiv dilarang menggunakannya untuk menyerang sasaran di dalam perbatasan Rusia.
Upaya melindungi pesawat dari serangan drone maupun rudal musuh dilakukan dengan berbagai cara.
Patut ditelaah juga foto yang menunjukkan sebuah pembom Tu-22M3 yang rompal bagian belakangnya, sementara di latar belakang foto terdapat tumpukan ban, yang mungkin belum sempat dipasang di atas sayap pesawat tersebut.
-RNS-