BOEING telah mendapatkan modifikasi kontrak senilai 61 juta USD dari Angkatan Udara AS (USAF) untuk peningkatan sistem avionik jet tempur F-15. Sistem yang akan diintegrasikan ini adalah Advanced Display Core Processor II (ACDP II). Proses integrasi akan dilaksanakan di pabrik Boeing yang berbasis di St. Louis, Missouri.
Ini adalah modifikasi dari kontrak yang diberikan pada Maret 2022. Kontrak tersebut berkaitan dengan produksi F-15 ACDP II Full Rate Production 1.
Modifikasi kontrak ini sangat penting dalam memfasilitasi integrasi sistem ADCP II ke dalam platform F-15, sehingga menghasilkan kemampuan avionik yang canggih, tulis perusahaan. Ruang lingkup pekerjaan meluas ke lokasi di St. Louis, Missouri, beberapa lokasi operasi di benua Amerika, dan Royal Air Force Lakenheath di Inggris. Perkiraan tanggal penyelesaian penyempurnaan ini adalah 31 Desember 2026.
Boeing Co diperkirakan menguasai 12% dari total pesawat sayap tetap militer Amerika Utara, menurut laporan “Pasar Pesawat Sayap Tetap Militer Global 2023-2033” dari GlobalData.
Kewajiban fiskal sebesar $18,6 juta dari dana pengadaan pesawat tahun 2020, 2022, dan 2023 semakin menyoroti pentingnya strategis modifikasi kontrak ini. Pusat Manajemen Siklus Hidup Angkatan Udara, Direktorat Pesawat Tempur dan Canggih, Divisi F-15, yang berbasis di Pangkalan Angkatan Udara Wright-Patterson, Ohio, merupakan aktivitas kontrak yang mengawasi inisiatif ini.
Boeing membuat kemajuan dalam memperluas jangkauan global pesawat F-15, mengamankan kontrak-kontrak penting dan kemitraan. Beberapa pengembangan F-15 internasional dari tahun lalu termasuk Indonesia yang meminta persetujuan AS untuk membeli 24 pesawat tempur F-15EX.
Pada saat yang sama, Boeing juga mendapatkan kontrak senilai $474,5 juta (Y7 miliar) untuk F-15 JSI (Japan Super Interceptor) Programme. Kontrak tersebut melibatkan pengintegrasian Sistem Kelangsungan Hidup Peringatan Pasif Eagle (EPAWSS) serta meningkatkan efektivitas tempur dan kemampuan bertahan hidup.
-Poetra-