AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Perusahaan pertahanan Lockheed Martin baru-baru ini telah mendapatkan kontrak senilai 52 juta dolar AS dari Angkatan Udara AS (USAF) untuk pengiriman tiga radar pengawasan udara jarak jauh AN/TPS-77 ke Lituania, bersama dengan pelatihan dan suku cadang.
Kontrak dengan Lituania ini termasuk dalam kategori Penjualan Militer Asing (FMS) dan dilaksanakan sebagai akuisisi sumber tunggal.
Pusat Manajemen Siklus Hidup Angkatan Udara, yang berbasis di Pangkalan Angkatan Udara Hanscom di Massachusetts menjadi perantara kontrak ini.
Dilaporkan, tanggal penyelesaian kontrak ditetapkan pada 28 Februari 2027.
Radar Serbaguna
Sistem radar AN/TPS-77, juga dikenal sebagai TPS-77, adalah platform radar serbaguna. Merupakan varian lebih kecil dari radar peringatan udara AN/TP-59, yang berasal dari sistem radar jarak jauh AN/FPS-117.
Fitur penting dari radar AN/TPS-77 adalah mobilitasnya yang tinggi, mampu ditempatkan hanya dengan satu penggerak utama dalam skenario tertentu, memberikan fleksibilitas untuk berbagai kebutuhan operasional.
Sistem Radar Multiperan ini beroperasi dalam pita frekuensi 1215 hingga 1400 MHz, memanfaatkan susunan pemindaian elevasi elektronik aktif dan pemancar solid-state.
Kinerjanya dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tertentu, dengan operator memiliki fleksibilitas untuk memilih parameter misi berdasarkan azimuth, mengakomodasi berbagai tugas seperti pengawasan jarak jauh, deteksi UAV, dan pengawasan penerbangan tingkat rendah.
Dalam misi pengawasan jarak jauh, sistem radar menawarkan jangkauan 10-463 km dan cakupan ketinggian dari 0 hingga 30,5 km.
Dengan kecepatan pemindaian 5 rotasi per menit (RPM) dan kemampuan mendeteksi pesawat tempur biasa dengan probabilitas 80 persen, dimana AN/TPS-77 memberikan kesadaran situasional dalam jarak jauh.
Dalam misi pengawasan penerbangan tingkat rendah, sistem radar mencakup jangkauan 2-150 km dan jangkauan ketinggian dari 0 hingga 15 km.
Beroperasi pada kecepatan pemindaian yang lebih tinggi yaitu 10 RPM dan mencapai probabilitas 90 persen untuk mendeteksi pesawat tempur biasa, meningkatkan keamanan dalam skenario wilayah udara kritis.
-RBS-