Wing Penerbang Kehormatan, Apresiasi TNI AU Bagi Mereka yang Pantas Menerimanya

Wing Penerbang KehormatanAntara

ANGKASAREVIEW.COM – Wing Penerbang Kehormatan lazim diberikan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) kepada mereka yang pantas menerimanya. Umumnya adalah orang-orang yang dinilai punya rekam jejak positif dalam meningkatkan hubungan yang baik dengan TNI AU atau mereka yang dinilai berkontribusi positif ikut serta dalam meningkatkan pembangunan TNI AU baik secara fisik maupun non-fisik.

Tidak terbatas hanya diberikan kepada personel militer saja (dalam dan luar negeri), Wing Penerbang Kehormatan juga diberikan TNI AU kepada warga non-militer alias warga sipil. Menteri kabinet dalam pemerintahan Indonesia misalnya, sudah banyak yang mendapatkan Wing Penerbang Kehormatan dari TNI AU.

Tautan: Jajal Jet Tempur Sukhoi di Halim, Petinggi TNI dan Polri Solid

Bahkan di tahun 2013 ada dua perempuan yang menjadi menteri kabinet mendapatkan Wing Penerbang Kehormatan dari TNI AU. Mereka adalah Menteri Kesehatan Dr. Nafsiah Mboi dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana.

Sebelum mendapatkan Wing Penerbang Kehormatan, keduanya diajak terbang terlebih dahulu menggunakan jet tempur buatan Rusia, Su-30. Nafsiah Mboi, merasakan terbang dengan pesawat Sukhoi di usia 73 tahun saat itu, sehingga dapat dikatakan dialah perempuan tertua di Indonesia atau mungkin di dunia yang pernah terbang dengan jet tempur Sukhoi.

Wing Penerbang KehormatanDispenau

Pemberian Wing Penerbang Kehormatan oleh TNI AU umumnya memang dilaksanakan usai para penerima diajak terbang terlebih dahulu merasakan kokpit jet tempur dengan tarikan gravitasi (G) Bumi. Entah itu dengan pesawat tempur mesin tunggal F-16 maupun jet tempur mesin ganda Su-27/30. Mereka ikut terbang di kursi belakang dan dibawa merasakan tarikan gravitasi di dalam penerbangannya sebatas ketahanan masing-masing.

Tautan lain: Begini Ketika Penerbang Sukhoi Lulus Terbang Solo

Bisa juga, karena penerbangan ini bersifat joy flight, pesawat tempur yang digunakan hanya terbang level saja tanpa manuver. Semua tergantung kepada kesiapan fisik calon penerima Wing Penerbang Kehormatan karena penerbangan ini bukan untuk menggojlok perut sang tamu.

Tradisi pemberian Wing Penerbang Kehormatan sudah berjalan lama dilaksanakan oleh TNI AU. Panglima ABRI era 1988-1993 yang kemudian hari menjadi Wakil Presiden RI yaitu Try Sutrisno juga pernah diajak terbang menjajal F-16 TNI AU sebelum diberikan Wing Penerbang Kehormatan. Demikian juga para pejabat tinggi TNI lainnya.

Wing Penerbang KehormatanDispenau

Meski demikian, tidak semua penerima Wing Penerbang Kehormatan dari TNI AU diajak terbang terlebih dahulu dengan pesawat tempur TNI AU. Wing Penerbang Kehormatan bisa saja langsung diberikan kepada para penerima tanpa harus ikut terbang terlebih dahulu. Umumnya cara ini diberikan kepada para pejabat tinggi militer dari negara-negara sahabat yang berperan besar menjalin dan meningkatkan hubungan baik dengan TNI AU. Pemberian Wing Penerbang Kehormatan ini biasanya diberikan saat mereka melakukan kunjungan kehormatan ke TNI AU.

Tautan lain: “Reynard” Capai 1.000 Jam Terbang di Jet Tempur Su-27/30 Flanker

Demikian juga dengan para pejabat tinggi TNI AU banyak yang mendapatkan Wing Penerbang Kehormatan dari Angkatan Udara negara lain dan diterima saat melakukan kunjungan kehormatan ke negara lain.

Di lingkungan TNI, Wing Penerbang Kehormatan atau brevet-brevet kehormatan yang lain disematkan di baju bagian dada sebelah kanan. Sementara mereka yang mendapatkannya sebagai profesi selaku penerbang TNI AU, mengenakannya di dada sebelah kiri.

Wing Penerbang KehormatanTNI AU

Jumat, 5 April 2019, bertempat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta TNI AU kembali memberikan Wing Penerbang Kehormatan kepada Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Siwi Sukma Adji.

Pemberian wing tersebut dilaksanakan oleh KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna dengan mengajak kedua sahabatnya dari matra berbeda ini merasakan manuver Su-30MK2 terlebih dahulu.

Tautan lain: Kerja Sama Latihan Jet Tempur Sukhoi Indonesia – Vietnam Bisa Direalisasikan?

KSAU terbang satu pesawat dengan Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb Wanda “Russell” Surijohansyah, KSAD dengan Mayor Pnb I Gusti “Raptor” Ngurah Sorga Laksana, sementara KSAL dengan Mayor Pnb Bambang “Stinger” Baskoro Adi.

Penerbangan menggunakan jet tempur Sukhoi merupakan pengalaman pertama bagi Jenderal Andika maupun Laksamana Siwi. Lain halnya dengan Marsekal Yuyu yang memang adalah penerbang tempur TNI AU dengan nickname “Lion” ini, sudah terbiasa menahan tarikan gravitasi Bumi di udara.

Wing Penerbang KehormatanDispenau

Penerbangan Thunder Flight menggunakan tiga pesawat Flanker dilaksanakan hingga ketinggian 18.000 kaki di area udara Pelabuhan Ratu selama kurang lebih 30 menit. Ketiga kepala staf tampak gagah dengan pakaian penerbang tempur yang dilengkapi G-Suit ini.

Usai penerbangan, yang ditunggu media pertama kali tentu saja testimoni dari kedua perwira tinggi bintang empat matra darat dan matra laut. Pasalnya, mereka tentu saja ahli dan menguasai medan di matra masing-masing, namun belum tentu kuat bila diajak bermanuver di ruang sempit kokpit pesawat tempur.

Tautan lain: Teman Baru Su-30MK2 TNI AU, Su-30MKI India Bisa Jadi Partner Latihan

Jenderal Andika mengaku cukup puas dengan mencoba tarikan hingga 2G saja. Sementara Laksamana Siwi meneruskan hingga tarikan 4G.

Penerbang tempur TNI AU sendiri dalam kesehariannya ada yang bisa menahan sampai angka 9G, walau tentu pada kondisi seperti itu bobot beban yang harus dirasakan penerbang adalah sembilan kali dari bobot tubuhnya. Makin ringan tubuh penerbang, tentu saja makin ringan juga beban yang ia rasakan dalam setiap tarikan gravitasi. Teorinya adalah seperti itu.

Tautan lain: TNI AU Siapkan Penerbang dan Teknisi untuk Awaki Su-35

Usai diajak terbang di pesawat Sukhoi, alhasil KSAD maupun KSAL mengapresiasi ketahanan fisik para penerbang tempur yang tiap hari bergelut dengan G di udara sambil melaksanakan misi maupun operasi udara.

Wing Penerbang KehormatanDispenau

KSAU tentu saja membela testimoni kedua rekan baiknya, KSAD dan KSAL. Dikatakan Yuyu, penerbang tempur sanggup menahan hingga 9G karena mereka sudah terlatih dan terbiasa beradaptasi dengan tarikan gravitasi Bumi sejak menjadi penerbang tempur.

Tautan lain: “Stellar” Capai 1.000 Jam Terbang di Sukhoi

Lebih jauh KSAU menyatakan, pemberian Wing Penerbang Kehormatan kali ini kepada KSAD dan KSAL sebagai ucapan terima kasih kepada TNI AD dan TNI AL, khususnya kepada kedua kepala staf angkatan, atas kerja samanya selama ini dalam membantu TNI AU di segala bidang. Dua tahun sebelum ini, KSAD dan KSAL terdahulu dan juga Kapolri telah mendapatkan Wing Penerbang Kehormatan saat Panglima TNI/KSAU dijabat oleh Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

Tautan lain: Blarrr! Sukhoi TNI AU Sukses Uji Coba Bom P-250 Live Produksi Sari Bahari

“Kita ketahui kerja sama dengan TNI AD dan TNI AL di bidang pendidikan, latihan, maupun operasi adalah sangat solid. Karena itulah kami dari TNI AU memberikan kehormatan berupa Wing Penerbang Kehormatan ini,” ujar Yuyu kepada media.

https://www.facebook.com/angkasareview/videos/486347045235655/

 

Roni Sontani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *