Lakukan Kajian Lebih 5 Tahun, Singapura Disebut Akan Beli 40-60 F-35B

F-35BRoni Sontani

ANGKASAREVIEW.COMĀ – Setelah melakukan kajian lebih dari lima tahun sejak 2013, Kementerian Pertahanan Singapura (MINDEF) akhirnya memutuskan untuk membeli jet tempur generasi kelima F-35 Lightning II buatan Lockheed Martin, Amerika Serikat.

Merujuk pada hasil kajian terakhir yang dilakukan oleh Angkatan Udara Singapura (RSAF) dengan Badan Keilmuan Pertahanan dan Teknologi (DSTA), keluar rekomendasi untuk membeli F-35 dalam jumlah sedikit terlebih dahulu.

F-35 nantinya akan menggantikan armada F-16 pada 2030. Di tahun tersebut, F-16 milik RSAF akan berusia pakai 30 tahun setelah dioperasikan sejak 1998.

Keputusan Singapura untuk membeli F-35 dapat diduga sebelumnya. Walaupun, dalam beberapa pernyataan terdahulu muncul sinyalemen kalau Singapura lebih memilih untuk meng-upgrade F-16 daripada membeli F-35.

Meski demikian, perubahan zaman tampaknya telah menggeser paradigma kebutuhan di masa yang akan datang. Bahwa pesawat tempur yang tidak terdeteksi oleh radar serta mampu melihat musuh-musuhnya lebih dulu, memberikan peluang yang besar dalam hal penguasaan udara. Untuk diketahui, Singapura ikut dalam kemitraan proyek F-35 ini sejak 2003.

Selain itu, dalam banyak hal Singapura memang akan lebih memilih sistem persenjataan paling canggih dari Amerika Serikat. Bila rencana akuisisi F-35 terealisasi, maka Singapura akan menjadi negara pertama pengoperasi jet tempur siluman di antara kelompok negara ASEAN.

Pesawat-pesawat tempur lain sebelumnya sempat masuk dalam bursa sorotan Singapura sebagai calon pengganti F-16. Di antaranya adalah Eurofighter Typhoon, jet tempur Sukhoi, dan J-20. Sukhoi peluangnya sangat kecil, karena Singapura lebih berafiliasi ke Amerika Serikat.

Menteri Pertahanan Singapura pada 18 Januari 2019 menyatakan, untuk tahap pertama Singapura akan membeli F-35 dalam jumlah sedikit.

“Kajian teknis menyimpulkan, bahwa untuk tahap pertama Singapura akan membeli F-35 JSF dalam jumlah sedikit. Selanjutnya Singapura akan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap kapabilitas dan kesesuaian pesawat ini sebelum membeli dalam jumlah kekuatan penuh,” tulis Menhan Singapura di laman Facebook-nya.

Ditekankan, bahwa RSAF dan DSTA telah menyelesaikan kajian teknis untuk memilih pengganti armada F-16. Ditargetkan, selepas tahun 2030 RSAF sudah mengganti F-16 dengan F-35. Meski demikian, tidak disebutkan berapa jumlah yang akan dibeli dalam kategori “sedikit” tersebut.

Singapura akan menindaklanjuti rencana pembelian F-35 ini melalui diskusi yang lebih detail lagi dengan pihak AS.

Menhan Singapura menyatakan, paling tidak dibutuhkan waktu satu tahun untuk melaksanakan proses tersebut. Pembelian kemungkinan besar akan dilaksanakan menggunakan skema program Foreign Militar Sales (FMS) dari Amerika Serikat.

RSAFRoni Sontani

Juru Bicara MINDEF saat dikonfirmasi Defense News tidak menjawab perihal berapa jumlah F-35 yang akan dibeli berikut variannya.

Namun demikian, informasi yang dihimpun oleh laman defensenews.com ini menyebut, Negeri Singa akan dalam jangka panjang akan mengakuisisi 40-60 unit F-35B untuk memenuhi kekuatan dua atau tiga skadron.

Saat ini Singapura masih mengoperasikan 60 F-16. Terdiri dari 40 F-16 Block 52C/D dan 20 F-16C/D Block 52D+. Menyimak jumlah ini, sangat masuk akan bila F-35 yang akan dibeli pun jumlahnya tidak terlalu jauh dari jumlah armada yang akan digantikan.

“Masih ada waktu 10 tahun dari sekarang untuk menyiapkan seluruh kebutuhan penggantian armada F-16 RSAF. Waktu ini akan digunakan untuk mengurus pembelian, menyiapkan sarana dan prasarana (logistik), maupun pelatihan pilot,” tulis Ng Eng Hen.

Roni Sontani

One Reply to “Lakukan Kajian Lebih 5 Tahun, Singapura Disebut Akan Beli 40-60 F-35B”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *