AIRSPACE REVIEW – Perusahaan pertahanan Jerman, MBDA Deutschland, tengah mengembangkan rudal jelajah generasi baru yang disebut RCM² (Remote Carrier Multidomain Multirole Effector).
Perusahaan tersebut baru saja merilis ilustrasi konseptual mengenai rudal tersebut melalui akun X-nya pada 26 November 2024.
Menurut MBDA Deutschland, RCM² dirancang untuk melengkapi rudal TAURUS yang sudah ada, dengan kemampuan yang lebih baik lagi.
Rudal RCM² akan menjadi aset fleksibel yang mampu beroperasi di berbagai platform dan jenis misi.
Salah satu fitur khusus pada RCM² adalah dapat diluncurkan dari udara menggunakan pesawat tempur dan pesawat angkut. Rudal juga dapat diluncurkan dari kapal permukaan sekelas fregat dan dari kendaraan darat.
RCM² dapat diandalkan dalam pertempuran jarak pendek dan jarak jauh. Rudal mampu berkeliaran di area target dan beroperasi di area yang tidak tersedia GPS.
RCM² merupakan persenjataan kelas baru, menggabungkan karakteristik amunisi berkeliaran dan rudal jelajah, yang dapat terbang bebas dengan kemampuan multiperan yang canggih.
Dengan panduan interaktif, operator juga dapat terintegrasi ke dalam jaringan untuk mengambil alih kendali rudal jika diperlukan.
RCM² ditenagai oleh mesin turbojet, yang menyediakan gaya dorong yang cukup untuk jarak sekitar 500 km.
Dengan berat sekitar 340 kg, rudal tersebut dapat dikonfigurasikan dengan berbagai pilihan muatan, sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan misi tertentu.
Pilihan muatan mencakup hulu ledak untuk digunakan sebagai amunisi berkeliaran, lalu muatan peperangan elektronik dengan kemampuan pengacauan, dan sensor untuk pengumpulan intelijen.
MBDA Deutschland menyatakan, berbagai muatan juga dapat digabungkan dalam satu misi pada RCM², sehingga meningkatkan fleksibilitas rudal ini.
Ke depan, RCM² juga akan diintegrasikan ke dalam Future Combat Air System (FCAS), proyek jet tempur generasi ke-6 negara Eropa Barat. (RBS)