AIRSPACE REVIEW (angkasareview.com) – Brasil telah menandatangani kontrak pembelian 100 unit rudal udara ke udara jarak jauh Meteor buatan MBDA (konsorsium Airbus, Leonardo, dan BAE Systems) senilai 200 juta euro (260 juta dolar AS). Rudal akan menjadi senjata penggebuk armada terbaru Angkatan Udara Brasil (FAB), Gripen NG.
Dikutip dari La Tribune (8/6/2019), Perancis turut membantu 15 persen pembiayaan senjata pelahap sasaran udara di luar jarak pandang visual (beyond visual range) ini.
Seperti diketahui, pada September 2015 pemerintah Brasil telah memfinalisasi pembelian 36 unit Gripen NG dari Saab, Swedia senilai 4,68 miliar dolar AS (Flightglobal). Penandatanganan kontrak awal dilaksanakan pada 2014.
Kontrak pembelian mencakup pesawat, suku cadang, transfer teknologi, pelatihan, serta sistem perencanaan pemeliharaan.
Brasil membeli 28 Gripen E (kursi tunggal) dan 8 Gripen F (kursi ganda). Pesawat rencananya akan diterima pada 2021 hingga 2024. Dari 28 jet Gripen E, sebanyak 15 unit akan dibuat di Brasil dan 13 unit dibuat di Swedia.
Gripen menjadi pesawat pertama penguji rudal Meteor. Selain Gripen, pesawat lain yang dapat membawa rudal ini adalah Rafale dan Typhoon. Rudal Meteor telah melengkapi armada Gripen C/D Angkatan Udara Swedia (Flygvapnet) pada 2016.
Dengan kecepatan mencapai 4 Mach, rudal Meteor mampu menggasak sasaran hingga jarak lebih dari 100 km.
Selain Meteor, persenjataan lain yang dapat dibawa Gripen di antaranya adalah rudal AIM-9 Sidewinder, AIM-120 AMRAAM, AGM-65 Maverick, KEPD.350, Rbs.15F serta bom GBU-12 Paveway, BK.90, dan Mk.82.
Roni Sontani