Ukraina memodernisasi sistem pertahanan udara S-200 era Uni Soviet untuk menembak jatuh pesawat Rusia

S-200Istimewa

AIRSPACE REVIEW – Ukraina diduga menembak jatuh sebuah pembom strategis Tu-22M milik Angkatan Udara Rusia, serta dua pesawat pengintai jarak jauh A-50, menggunakan rudal pertahanan udara S-200 yang berusia lebih dari lima puluh tahun.

Prestasi ini memunculkan hipotesis adanya perbaikan baru pada sistem rudal pertahanan udara S-200 gaek buatan era Uni Soviet tersebut.

S-200 yang dijuluki NATO sebagai SA-5 Gammon ini adalah sistem rudal antipesawat jarak jauh yang dikembangkan pada 1958, yang dapat mencapai sasaran udara hingga jarak 160 km.

Kala itu militer Uni Soviet merasakan kebutuhan akan sistem pertahanan udara baru yang mampu menghancurkan target pada jarak yang jauh lebih jauh daripada sistem S-75 dan S-125 yang tersedia pada saat itu, hanya berjarak jangkauan 45 km.

Sistem S-200 yang baru seharusnya mampu melawan pembom strategis dan pesawat pengintai musuh, yang utama pada saat itu milik Amerika Serikat seperti pembom B-52, serta pesawat intai U-2 dan SR-71.

Tidak seperti kompleks sebelumnya, yang menggunakan metode komando untuk mengendalikan rudal, perancang Uni Soviet mengintegrasikan sistem panduan baru yang fundamental ke dalam S-200 menggunakan pelacak radar semi-aktif.

Langkah revolusioner dapat menangkap dan menyerang target tanpa memerlukan perintah kendali langsung dari stasiun bumi. Untuk melakukan ini, hanya perlu menerangi target dengan radar gelombang kontinu khusus.

Pada masanya, sistem S-200 mengalami empat modernisasi, yang paling terkenal adalah S-200V Vega, S-200M Vega-M, dan versi dasar S-200 Angara. Dengan setiap modifikasi, rudal dan panduan ditingkatkan, sehingga meningkatkan akurasi sistem.

Pada S-200V Vega, jangkauannya ditingkatkan dari 160 menjadi 180 km. Versi selanjutnya, S-200M Vega-M, mampu menghancurkan target pada jarak 240-255 km. Modifikasi Vega-M mencakup perubahan tidak hanya pada rudalnya, tetapi juga pada stasiun bumi dan peluncurnya.

Sistem S-200 dapat meluncurkan rudal 5B21, 5B21A, 5B21P, 5B28, dan bahkan 5B28N dengan hulu ledak nuklir. Namun rudal yang paling umum adalah 5B28, yang merupakan modernisasi ekstensif dari 5B21.

Rudal 5B28 dirancang untuk menghancurkan sasaran yang terbang dengan kecepatan hingga 3.500 km/jam pada ketinggian 300 m hingga 40 km.

Lalu modifikasi apa yang dilakukan oleh Ukraina terhadap S-200 miliknya?

Seperti diwartakan oleh Army Recognition, sebenarnya sistem pertahanan udara S-200 Ukraina sudah dinonaktifkan pada tahun 2013. Secara tak terduga rudal gaek ini mendapat kehidupan baru selama perang skala penuh Rusia melawan Ukraina.

Sistem pertahanan udara S-200 sendiri tidak bersifat mobile seperti sistem S-300 dan S-400. Peluncur S-200 ditempatkan pada posisi diam (statis) yang telah disiapkan sebelumnya.

Namun jika terjadi jatuhnya pesawat Tu-22M3, kemungkinan peluncurnya ditempatkan di atas roda, artinya telah mengalami modifikasi.

Seandainya tidak dibuat bergerak, mempersiapkan posisi stasioner untuk peluncur dan stasiun bumi S-200 pasti akan menarik perhatian intelijen Rusia.

Detail modernisasi lain terhadap sistem S-200 Ukraina belum terungkap dan masih menjadi misteri hingga saat ini. -RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *