PASUKAN Ukraina dilaporkan telah mengerahkan tank tempur utama M1 Abrams sumbangan dari Amerika Serikat ke garis depan pertempuran di dekat Avdiivka. Wilayah ini dalam beberapa waktu belakangan merupakan tempat pertempuran paling sengit antara pasukan Ukraina melawan pasukan Rusia.
Seperti diketahui, pasukan Rusia telah melakukan upaya terus-menerus untuk merebut kota penting ini dan telah mengumpulkan banyak cadangan, melancarkan serangan hampir setiap hari, merujuk pemberitaan Defence Blog.
Sebelumnya, presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengonfirmasi kedatangan batch pertama 31 tank Abrams pada 25 September 2023. Tank awal ini termasuk dalam versi M1A1 Situational Awareness (SA), dengan sekitar 650 unit digunakan oleh Angkatan Darat AS.
Varian M1A1 SA memiliki kemampuan yang ditingkatkan, termasuk pengintai laser yang ditingkatkan dan kamera pencitraan termal yang terintegrasi ke dalam penglihatan penembak utama. Penglihatannya yang stabil memberikan stabilisasi dua sumbu, sedangkan pengintai secara akurat mengukur jarak dari 200 hingga 7.990 meter, dan membuat perhitungan balistik hingga 3.990 meter.
Selain itu, sistem senjata baru yang distabilkan dan dikendalikan dari jarak jauh memungkinkan komandan tank untuk melakukan tembakan tepat dari senapan mesin berat bahkan saat tank sedang bergerak. Tank ini juga dilengkapi dengan sistem kontrol dan pemantauan digital yang dikenal sebagai Blue Force Tracking, yang memfasilitasi identifikasi ‘teman atau musuh’.
Komitmen Amerika Serikat untuk memasok tank Abrams juga didukung oleh janji serupa dari negara-negara Eropa untuk menyediakan tank Leopard 2 Jerman. Persetujuan Berlin bergantung pada komitmen serupa dari Amerika Serikat, yang pada akhirnya disepakati.
Perlu dicatat bahwa tentara dari Brigade Mekanik Terpisah ke-47 termasuk di antara yang pertama mengoperasikan Kendaraan Tempur Infanteri Bradley, yang juga diberikan sebagai bantuan militer oleh mitra AS.
Sebelumnya pada bulan November tahun lalu, Forbes memberitakan bahwa tank Abrams dari AS mulai dikerahkan Ukraina ke garis pertempuran. Namun banyak pengamat menilai bahwa pasukan Ukraina tidak akan langsung memperoleh kemenangan dengan tank ini karena belum terbiasanya pasukan Ukraina menggunakan tank buatan Barat.
Belum lagi tank-tank tersebut menghadapi medan berat mulai dari ranjau, artileri, rudal antitank Rusia, dan juga drone berisi bahan peledak.
Pada bulan September ketika tank-tank ini tiba di Ukraina, sejumlah pengamat juga menyampaikan prediksinya atas pertempuran yang akan dialami kru Abrams.
Menjelang bulan-bulan musim gugur dan musim dingin ketika Ukraina melakukan serangan balasan yang melelahkan dan berbiaya tinggi, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh militer Ukraina dengan M1 Abrams baru mereka, menurut para ahli, tulis Newsweek.
Dampaknya kemungkinan besar akan ditentukan oleh kondisi cuaca di sepanjang garis depan. Dengan mulai berlalunya cuaca musim panas yang lebih cerah, pasukan Ukraina akan menghentikan musim berlumpur di negara itu, yang juga dikenal sebagai rasputitsa—yang secara harfiah berarti “musim jalan yang buruk”.
Tank Abrams melakukan sebagian besar aksi dalam kondisi yang relatif kering, tidak seperti tank yang menuju Ukraina dalam beberapa bulan mendatang, ujar seorang pengamat. “Akan menarik untuk melihat bagaimana kinerjanya selama operasi tempur mekanis intensif di lumpur dan salju, di wilayah dengan banyak aliran sungai,” kata dia.
Namun Ukraina tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. “Dalam cuaca dingin, basah dan berlumpur, lebih sulit untuk berperang,” kata Mayor Jenderal Kyrylo Budanov, Kepala Badan Intelijen Militer Ukraina saat itu. “Pertempuran akan terus berlanjut, serangan balasan akan terus berlanjut,” tegasnya.
Mari kita tunggu hasilnya…
-JDN-