AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Belajar dari pengalaman perang yang sedang berlangsung, industri pertahanan Rusia mulai mengembangkan drone kamikaze baru berkecepatan tinggi yang dinamai Tubus.
Drone ini dirancang dengan tujuan utama menargetkan kendaraan lapis baja dan artileri musuh jauh dari garis depan, TASS melaporkan pada 11 Oktober.
Salah satu keistimewaan yang menonjol dari drone Tubus adalah kecepatan terbangnya yang bisa mencapai 300 km/jam. setara dengan laju kereta cepat!
Kecepatan ini melampaui drone Rusia lainnya seperti Lancet, yang biasanya terbang dengan kecepatan berkisar antara 100 hingga 150 km/jam.
Peningkatan kecepatan Tubus tidak hanya meningkatkan kemampuannya untuk mencapai target yang ditentukan dengan cepat tetapi juga menjadikannya tidak mudah ditembak jatuh dengan senjata kecil lawan.
Tubus terutama ditujukan untuk memburu dan menghancurkan kendaraan lapis baja dan sistem artileri medan lawan.
Memiliki jangkauan 30-40 km, sehingga cocok untuk menargetkan instalasi artileri musuh jauh dari garis depan pertempuran.
Dronenya sendiri berbobot 10 kg, sedangkan sistem peluncurannya yang terpisah dari drone berbobot 5 kg. Saat dikerahkan, sistem peluncuran dapat dibuang setelah penembakan.
Di era peperangan elektronik memainkan peran yang semakin penting dalam konflik modern, para pengembang Tubus telah menyoroti perlawanannya terhadap tindakan balasan elektronik musuh.
Drone ini dirancang dapat beroperasi secara independen dari sistem berbasis satelit.
Tubus mengandalkan koordinat yang telah ditentukan sebelumnya yang disediakan oleh pengintaian untuk menargetkan dan menyerang aset musuh secara akurat.
Ditargetkan, setelah pengujian internal selesai, drone kamikaze Tubus segera digunakan dalam perang di Ukraina.
Pengujian resminya dijadwalkan akan dimulai dalam dua bulan ke depan. Pengujian ini akan memberikan evaluasi yang lebih komprehensif terhadap kinerja drone dan kesesuaiannya untuk aplikasi militer praktis.
-RBS-