AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov baru saja menyatakan keyakinannya atas pengiriman sejumlah rudal jelajah yang diluncurkan dari udara (ALCM) Taurus oleh Jerman.
Namun demikian belum ada konfirmasi resmi dari pihak Jerman terkait pengiriman rudal jarak jauh tersebut ke Ukraina.
Sementara selama beberapa minggu ini, pengiriman rudal Taurus ini telah dinanti-nantikan militer Ukraina untuk menyerang fasilitas strategis militer Rusia di wilayah pendudukan.
Mengenai Taurus ALCM, rudal jelajah ini dirancang bersama oleh Jerman dan Swedia, lewat perusahaan Taurus Systems GmbH dan MBDA, yang mulai diperkenalkan sejak 2005.
Mengenai spesifikasinya, Taurus ALCM memiliki berat 1.400 kg, panjang 5,1 m, tinggi 80 cm, dan diameter 108 cm.
Rudal dilengkapi dengan hulu ledak militer MEPHISTO seberat 481 kg, yang dirancang untuk penetrasi multi efek.
Sebagai pendorongnya berupa mesin turbofan Williams WJ38-15, yang memungkinkannya mencapai kecepatan mulai dari 0,60 hingga 0,95.Mach.
Taurus ALCM dapat mencapai target pada jarak lebih dari 500 km dan umumnya beroperasi pada ketinggian antara 30-70 m, sehingga sulit untuk dideteksi dan dicegat sistem pertahanan udara lawan.
Selain itu, Taurus ALCM dilengkapi sistem panduan canggih yang mencakup Navigasi Berbasis Gambar (IBN), Sistem Navigasi Inersia (INS), Navigasi Referensi Medan (TRN), dan GPS Militer (Global Positioning System-MIL-GPS).
Kombinasi sistem navigasi ini memastikan ketepatan dalam menghantam target yang menjadi tujuannya.
Taurus ALCM dirancang untuk diluncurkan dari berbagai platform pesawat, termasuk Tornado, F/A-18, dan F-15K. Rudal juga telah berhasil diuji pada jet tempur Gripen dan Typhoon.
Andaikan Jerman jadi mengirimkan rudal ini, kemungkinan besar Taurus ALCM akan diintegrasikan ke jet pembom serang Su-24 AU Ukraina, seperti halnya rudal jelajah Storm Shadow bantuan Inggris dan SCALP bantuan Prancis.
-RBS-