AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pada tanggal 4 Mei, 41 tahun silam, dua jet Dassault Super Etendard Angkatan Laut Argentina menyerang kapal perusak berpeluru kendali HMS Sheffield milik Angkatan Laut Kerajaan Inggris.
Kedua pesawat Argentina itu menembakkan rudal antikapal AM39 Exocet buatan Prancis ke kapal HMS Sheffield.
Meskipun gagal menghancurkannya, mereka berhasil merusaknya dan menewaskan 20 orang awak kapal.
Namun ternyata kerusakan akibat hantaman AM39 Exocet sangat parah, sehingga enam hari kemudian, pada 10 Mei 1982, HMS Sheffield tenggelam saat ditarik.
Lalu pada tanggal 21 Mei, kapal perang AL Inggris lainnya yaitu HMS Ardent diserang oleh setidaknya tiga Super Etendards Argentina.
Mereka menembaki kapal juga dengan rudal antikapal AM39 Exocet, 22 pelaut Inggris tewas hari itu.
Angkatan Laut Argentina mendapatkan Super Etendard pada akhir 1970-an. Sebanyak 14 pesawat dimiliki dan ditempatkan di kapal induk ARA Veinticinco de Mayo.
Belakangan hanya tersisa 11 pesawat, tiga di antaranya jatuh/rusak. Akibat kekurangan suku cadang, pesawat akhirnya di-grounded.
Pada tahun 2019 tercatat hanya lima jet tempur saja dalam kondisi baik, namun semua tak lagi terbang.
Meskipun telah purnabakti, Super Etendard Angkatan Laut Argentina ini selalu dikenang atas keberhasilannya dalam Perang Malvinas (Falklands) yang berlangsung dari 2 April hingga 14 Juni 1982.
Super Etendard berhasil menenggelamkan dua kapal perang Kerajaan Inggris dan melambungkan nama rudal Exocet dan menjadikannya banyak pilihan Angkatan Laut dunia sejak itu.
Untuk spesifikasinya, jet tempur buatan Prancis ini dibekali satu mesin turbojet Snecma Atar 8K-50, berdaya dorong 49 kN.
Kecepatan terbang maksimumnya 1.205 km/jam, dengan jangkauan maksimum 1.820 km. Untuk jangkauan termpurnya 850 km.
-RBS-