AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Tidak banyak yang tahu kalau helm atau helmet yang digunakan oleh kebanyakan pilot Angkatan Udara AS (USAF) menyebabkan sakit leher dan sakit punggung bahkan bisa mengakibatkan cedera.
Hal ini sudah berlangsung lama sejak tahun 1980-an. Karenanya, USAF berniat merombak rancangan penutup kepala yang menjadi perangkat penerbangan dan keselamatan ini.
Perusahaan LIFT Airborne yang berbasis di California telah mendapat persetujuan untuk melanjutkan desain helmet AV 2.2 pada bulan April lalu.
Keputusan ini dicapai hampir empat tahun setelah USAF memulai pencarian terbaru untuk desain helmet penerbang pesawat sayap tetap mereka.
“Setelah lebih dari 30 tahun mengalami cedera leher dan punggung jangka panjang karena helm saat ini … para penerbang menantikan penerapan yang lebih besar dan helm yang lebih pas untuk operator dari semua ukuran, jenis kelamin, dan etnis,” kata USAF, dikutip Air Force Times pada 29 Juni 2022.
USAF telah menyeleksi pilihannya dari lebih dari 100 desain berbeda yang diminta melalui AFWERX, yaitu grup Angkatan Udara yang mencoba mempercepat ide-ide unik ke lapangan melalui kontrak nontradisional.
Dikatakan, helmet saat ini semakin berat karena semakin banyak teknologi yang digunakan selama bertahun-tahun.
Menambahkan perangkat baru ke helmet juga telah mengubah pusat gravitasinya, kata USAF.
Akibatnya, para pilot merasa tidak nyaman saat memiringkan kepala dan meregangkan leher serta punggung mereka.
Prototipe helmet terbaru buatan LIFT bertujuan untuk memperbaikinya dan memberikan kecocokan yang lebih stabil dengan menggabungkan apa yang telah dipelajari perusahaan dari ortopedi dan olahraga ekstrem.
“Integrasi teknologi dari berbagai sistem seperti sistem panduan senjata, sistem isyarat target, peningkatan kejelasan ucapan, pencahayaan kokpit, dan peningkatan stabilitas, semuanya harus dipertimbangkan,” kata perusahaan itu.
-RNS-