Batalion Dukun, Unit Bayangan Ukraina penyabotase target-target di Rusia

Batalion Dukun Ukraina (1)Via The War Zone

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dalam perang Rusia-Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022, kedua pasukan dari kedua negara saling menyerang dan membalas serangan.

Banyak alutsista Rusia yang rontok di tangan pasukan Ukraina, namun banyak pula fasilitas-fasilitas Ukraina yang berhasil dihancurkan oleh pasukan Rusia.

Yang luput dari perhatian Rusia, ternyata muncul serangan-serangan balasan yang bersifat sporadis ke target-target vital di Rusia, seperti serangan terhadap kilang minyak di Belgorod.

Ternyata, serangan tersebut dilakukan oleh tim khusus yang disebut Batalion Dukun (Shaman Battalion) atau biasa disebut juga sebagai Unit Bayangan Ukraina.

Mereka mendapat tugas untuk menyusup ke wilayah Rusia dan menyerang sasaran-sasaran utama.

Batalion Dukun terkadang melintasi perbatasan negara dengan menggunakan helikopter, namun di lain waktu mereka melintasi perbatasan dengan berjalan kaki.

Tujuannya sama, kata Komandan Batalion Dukun Ukraina dalam wawancara eksklusif dengan The War Zone via Zoom pada hari Kamis.

Ia mengatakan, tindakan membalas serangan terhadap Rusia dilakukan agar Rusia merasakan apa yang Ukraina rasakan, yakni mendapat agresi militer besar hingga empat bulan sampai saat ini.

“Anda mungkin pernah mendengar tentang serangan rudal di pusat perbelanjaan baru-baru ini?” kata pria itu.

“Anda pasti pernah mendengar tentang Bucha. Anda pernah mendengar tentang serangan rudal di stasiun kereta api dengan pengungsi di Kramatorsk. Saya berharap semua tindakan operasi khusus ini akan terjadi di tanah Rusia sekarang. Karena saya ingin mereka tahu perasaan yang mereka berikan kepada rakyat Ukraina,” lanjutnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa serangan terhadap kilang minyak di Belgorod bukanlah akhir, melainkan hanya puncak gunung es.

Tanggapan Redaksi AR

Perang Rusia dan Ukraina tampaknya masih akan sangat sulit diredam dan dihentikan apabila kedua pemimpin negara Rusia dan Ukraina tidak segera berdamai.

Lebih-lebih, ketika keduanya masih tetap ngotot dan pengiriman persenjataan semakin masif datang ke Ukraina.

Tentu saja, Rusia yang merasa sebagai pewaris utama Uni Soviet, juga tidak mau didikte oleh kekuatan-kekuatan asing di luar Ukraina.

Pada akhirnya masing-masing negara punya alibi dan pembenaran masing-masing.

Dan akan menjadi sangat sulit bila semua negara merasa masing-masing adalah yang paling benar.

-RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *