AIRSPACE REVIEW – Perusahaan General Atomics Electromagnetic Systems (GA-EMS) pada 2 Desember 2024 mendapatkan kontrak dari Angkatan Laut AS melalui Advanced Technology International (ATI) untuk memajukan pengembangan LRMP (Long Range Maneuvering Projectile).
LRMP adalah proyektil artileri 155 mm yang dirancang untuk mencapai jangkauan melebihi 120 km. proyektil ini menggunakan sayap yang dapat dilipat dan sistem pemandu di atas kapal perang untuk pertempuran yang presisi.
Proyek yang berlangsung selama lima tahun ini merupakan bagian dari Naval Surface Technology Innovation Consortium (NSTIC) untuk meningkatkan jangkauan dan fleksibilitas platform artileri yang ada.
Dibandingkan sistem artileri 155 mm konvensional, jangkauan tembak LRMP meningkat empat kali lipatnya, dari 30 km menjadi 120 km.
Jangkauan yang lebih jauh ini dicapai melalui bentuk segitiga Reuleaux dan sayap yang dapat dilipat yang memungkinkan proyektil meluncur tanpa propulsi tambahan.
Segitiga Reuleaux adalah segitiga lengkung dengan lebar konstan, terbentuk dari perpotongan tiga cakram melingkar. Bentuk unik ini memberikan stabilitas aerodinamisnya.
Saat diluncurkan, proyektil naik ke ketinggian 12 km hingga 14 km dan kemudian sayapnya membuka untuk fase meluncur menuju target.
Sistem ini dimaksudkan untuk digunakan di lingkungan yang tidak memiliki GPS dan memungkinkan keterlibatan target statis dan bergerak.
Dipamerkan pertama kalinya di AUSA 2024, LRMP kompatibel dengan sistem artileri yang ada, termasuk peluncur lama, sistem pemuat otomatis, dan peralatan penanganan.
Muatan modularnya mendukung berbagai jenis misi, seperti serangan kinetik dan operasi Intelijen, Pengawasan, dan Pengintaian (ISR).
LRMP ini telah dikembangkan oleh GA-EMS selama tiga tahun terakhir, yang didanai secara internal oleh perusahaan tersebut.
Mengantisipasi permintaan untuk artileri presisi jarak jauh, GA-EMS tengah mempersiapkan produksi berbiaya rendah pada tahun 2025.
Perusahaan tersebut juga telah menguraikan rencana untuk produksi bervolume tinggi, yang menargetkan tingkat produksi hingga 100.000 butir peluru per bulan. (RBS)