Airspace Review

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – China sedang dalam pembicaraan dengan Mesir untuk mengirimkan sejumlah drone Wing Loong 1D untuk digunakan oleh Angkatan Udara Mesir. Demikian seperti diwartakan oleh situs Tactical Report pada 27 Januari 2022.

Keluarga drone Wing Loong merupakan produk yang dikembangkan oleh pabrik pesawat Chengdu Aircraft Industry Group (CAIG) yang juga dikenal sebagai produsen jet tempur J-10,; JF-17 dan J-20.

Generasi pertama Wing Loong dikenal juga sebagai GJ-1 Wing Loong 1 atau kadang disebut Ptrodactyl I (Yilong-1) mulai dikembangkan tahun 2005 dan sukses menjalani terbang perdana pada Oktober 2007.

Drone Wing Loong 1 memiliki dimensi panjang 9,05 m, rentang sayap 14 m, dan tinggi 2,7 m. Drone ini digerakkan menggunakan mesin Rotax 914 berdaya 75 kW.

Wing Loong 1 dilengkapi dengan berbagai sensor, termasuk menara inframerah dan synthetic aperture radar (SAR).

Total muatan senjata mencapai 200 kg dengan pilihan berupa rudal udara ke darat BA-7, bom berpemandu laser YZ-212, bom anti personil YZ-102A, dan bom mini berpemandu LS-6.

Wing Loong 1 mulai berdinas untuk PLAAF (AU Tentara Pembebasan Rakyat) sejak 2011. Sekurangnya sebanyak 60 unit telah diakuisisi.

Saat ini Wing Loong 1 telah digunakan oleh militer Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, Nigeria, Uzbekistan, Kazakhstan, dan diminati juga oleh Bangladesh.

Drone Wing Loong 1 telah teruji dalam palagan sebenarnya, yakni dalam perang saudara di Libya, perang di Yaman dan digunakan oleh Mesir menghadapi militan di kota El Arish, Rafah, dan Sheikh Zuweid di Sinai Utara.

Sementara untuk Wing Loong 1D yang akan dibeli Mesir adalah varian upgrade yang menampilkan badan pesawat semua-komposit.

Wing Loong 1D melakukan penerbangan perdananya pada Desember 2018. Ia memiliki muatan sedikit lebih besar dibandingkan Wing Loong 1, di atas 200 kg.

Kecepatan maksimumnya 280 km/jam, ketinggian terbang hingga 5.000 m, dan jangkauan operasi di kisaran 4.000 km atau durasi terbang 35 jam.

-RBS-