Daripada pesawat tempur, Korut pilih genjot pengembangan rudal balistik

Uji peluncuran rudal balistik Korea Utara

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kekuatan udara Korea Utara tidak banyak diketahui, namun tidak ada perkembangan signifikan juga mengenai peningkatan jumlah pesawat tempur maupun modernisasi yang dilakukan.

Sejauh ini Korea Utara hanya bertumpu pada pesawat tempur tua. Yang paling diandalkan, menurut laporan Badan Intelijen Pertahanan (DIA) AS seperti dikutip Air Force Magazine, adalah MiG-29 hasil pengadaan dari Uni Soviet tahun  1980-an.

Bersama dengan MiG-29, Korea Utara masih memiliki jet serang Su-25 Frogfoot dan pencegat MiG-23 Flogger.

Sebagian besar kekuatan udaranya tersebut dari era yang lebih tua seperti MiG-21, MiG-19, MiG-17, dan MiG-15.

Dari sisi jumlah, Pyongyang diprediksi masih mengoperasikan sekitar 900 pesawat tempur, 200 pesawat angkut, dan 300 helikopter.

Alih-alih memberikan perhatian kepada armada pesawat tempur, Pyongyang lebih tertarik menggenjot peningkatan kekuatan militernya di bidang rudal balistik antarbenua.

Belum lama ini DIA melaporkan bahwa Pyongyang kembali melanjutkan uji coba peluncuran rudal balistik, kali ini dari kapal selam mereka.

Uji SLBM pada 19 Oktober itu dilakukan dari pelabuhan Sinpo ke Laut Jepang.

Peluncuran rudal tersebut terdeteksi oleh Korea Selatan yang menyebut rudal mencapai ketinggian sekitar 40 mil dan menempuh jarak sekitar 280 mil ke bawah.

Jepang juga mendeteksi peluncuran tersebut dan mengatakan bahwa Korut meluncurkan dua rudal ke udara.

Demikian halnya dengan Komando Indo-Pasifik AS telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pihaknya mengetahui peluncuran rudal tersebut.

INDOPACOM menjelaskan, pihaknya sedang berkonsultasi erat dengan Republik Korea dan Jepang, serta sekutu dan mitra regional lainnya.

“AS mengutuk tindakan ini dan meminta Pyongyang untuk menahan diri dari tindakan destabilisasi lebih lanjut,” bunyi pernyataan INDOPACOM.

Kembali ke laporan DIA, Korea Utara disinyalir masih akan melakukan uji coba peluncuran rudal lanjutan dengan kemampuan jangkauan yang lebih jauh.

DIA menyebut, Pyongyang terus menimbulkan tantangan keamanan kritis bagi AS dan sekutunya.

Korea Utara terakhir melakukan uji coba rudal balistik hipersonik Hwasong 8 pada September 2021 dan sebelumnya pada November 2017.

Rudal Hwasong (Mars) 8 yang diangkut menggunakan truk peluncur, memiliki kecepatan terbang hingga Mach 5 dan mampu menjangkau jarak 3.200 km.

Atas tindakan-tindakan yang dilakukan Korea Utara, PBB telah melarang Pyongyang melakukan uji coba rudal balistik jarak jauh atau mengejar program senjata nuklir.

RNS

One Reply to “Daripada pesawat tempur, Korut pilih genjot pengembangan rudal balistik”

  1. Mungkin alternatif bagus untuk RI, ketika alutsista udara belum ada kabar kapan datangnya(mulai pembicaraan Sukhoi 35,rafale, F15Ex, atau lainnya) inisiatif memperkuat pertahanan udara (Rudal) pesisir pantai jarak menengah dan jauh ditunjang radar pertahanan udara mumpuni, negara lain akan berfikir duakali sebelum melakukan penyusupan ke ruang udara RI.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *