Panser Wahash 8X8 Buatan Calidus Curi Perhatian di IDEX 2019

Wahashsdrmagazine.eu

ANGKASAREVIEW.COM – Dalam sebuah pameran pertahanan tingkat internasional, produk alutsista negara penyelenggara adalah salah satu yang dinanti dan menjadi perhatian media dan pengunjung. Begitu pula dengan gelaran IDEX 2019 yang sedang berlangsung di Abu Dhabi, UEA pada 17-21 Februari ini.

Sobat AR, salah satu produk andalan yang turut dipamerkan Negeri Emir di sisi Teluk Persia ini adalah panser 8X8 bernama Wahash. Panser berpenampilan gagah ini dibuat oleh perusahaan lokal Calidus, UEA.

Garis desain Wahash terlihat berbeda dari penampilan panser 8X8 pada umumnya. Desain lambung Wahash yang berbentuk huruf V terekspos jelas dari ujung depan hingga bagian belakang.

Dalam pengembangan rancang bangun purwarupa Wahash, Calidus bermitra dengan ADG Mobility. Sebuah perusahaan asal Afrika Selatan yang baru berdiri tahun 2017 ini bergerak dalam bidang pengembangan kendaran tempur.

Untuk beroperasi di lingkungan alam keras Timur Tengah khususnya, meski berbadan besar Wahash dirancang memiliki mobilitas dan kelincahan yang tinggi. Wahash dapat diandalkan dalam beragam skenario perang, termasuk peperangan asimetris melawan gerilyawan.

Melansir situs defenceweb.co.za, Wahash mampu beroperasi pada suhu ekstrem -30C hingga 55C. Panser ini diklaim lebih bandel dibanding standar panser yang ada di pasaran saat ini yang hanya mampu beroperasi pada suhu panas hingga 49C saja.

Panser Wahash memiliki dimensi panjang 8,5 m dan tinggi 2,7 m. Kabinnya kemudi dapat menampung tiga awak utama terdiri dari pengemudi, komandan, dan juru senjata. Sementara kabin penumpang dapat mengangkut adalah delapan personel pasukan infanteri.

Muatan maksimum yang bisa dibawa Wahash adalah seberat 7.5 ton. Dengan bobot tempur 32,1 ton, Wahash dapat dipindahkan via udara menggunakan pesawat Boeing C-17. UEA sendiri telah memiliki pesawat ini sebanyak delapan unit.

Sebagai dapur pacu, Wahash mengadopsi mesin diesel DC 13 buatan Scania, Swedia berdaya 720 hp. Untuk sistem transmisi, Wahash menggunakan ZF 7 AP 2600 SP otomatis. Kecepatan lari tertinggi di jalan datar yang dapat dicapai yakni 130 km/jam.

Panser Wahash memiliki tiga buah tangki bahan bakar, dua di bagian belakang masing-masing untuk 160 liter dan sebuah lagi tangki ekstra dengan kapasitas 120 liter. Jangkauan operasi Wahash sejauh 700 km. Ditambah bahan bakar dari tangki ekstra, jangkauannya bisa bertambah 150 km.

Wahashsdrmagazine.eu

Sebagai panser amfibi, Wahash dapat berenang dengan kecepatan 10 km/jam menggunakan mesin pendorong yang dipasang permanen di buritan. Hebatnya, Wahash digadang dapat berenang di laut hingga level state 2.

Untuk meningkatkan kesadaran situasional, Wahash dilengkapi sembilan kamera untuk pandangan luar 360 derajat. Khusus untuk kaca jendela pengemudi dilengkapi palka tambahan yang dapat dibuka-tutup untuk menjamin pengendara aman dari hantaman pelor senapan sniper kaliber besar 12,7 mm.

Dengan lapisan armor tambahan, tingkat perlindungan balistik Wahash berada pada Level 4 STANAG 4569. Seluruh awak akan terlindung dengan aman dari gempuran peluru hingga kaliber 14,5 mm.

Sedangkan tingkat perlindungan menghadapi ranjau darat dan bahan peledak improvisasi (IED), Wahash berada pada Level 4A/B STANAG 4569. Artinya, mampu bertahan terhadap ledakan setara 50 kg TNT pada jarak sekitar 5 m.

Wahashsdrmagazine.eu

Dalam pameran, Wahash terlihat mengusung kubah senjata (turet) sistem kendali jarak jauh (RCWS) BM-3 Shturm buatan Ukraina. Persenjataannya berupa kanon otomatis ZTM-1 kaliber 30 mm koaksial dengan senapan mesin PKT kaliber 7,62 mm.

Sebagai taring tambahan, di sisi kanan turet ada dua tabung peluncur rudal antitank Barrier. Sedangkan di sisi kiri turet terdapat pelontar granat otomatis AGS-17 kaliber 30 mm.

Sobat AR, dikabarkan saat ini Calidus baru membangun dua purwarupa. Sebuah lagi dalam tahap pengujian militer UEA untuk mendapatkan sertifikasi. Di dalam negeri UEA, Wahash mendapat pesaing yaitu panser Rabdan 8X8 buatan Al Jasoor yang bermitra dengan Otokar, Turki.

Rangga Baswara Sawiyya

 

editor: “raider”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *