ANGKASAREVIEW.COM – Bila di Indonesia pembentukan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopsusgab) TNI sudah disetujui oleh Presiden Joko Widodo, maka hal yang sama juga terjadi di negara lain. Bedanya yang ini adalah gabungan pasukan khusus tiga negara yang tergabung dalam ikatan NATO.
Pada pelaksanaan acara pertemuan para menteri pertahanan negara-negara NATO di Brussel, Belgia, Kamis (7/6/2018), tiga menteri pertahanan dari Belgia, Denmark, dan Belanda sepakat menandatangani nota kesepahaman pembentukan komando operasi khusus gabungan yang disebut C-SOCC (Composite Special Operation Component Command).
Komando Komponen Operasi Khusus Komposit akan menjadi bagian dari NATO Response Force (NRF) dan mendukung tugas-tugas operasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu serta misi-misi multinegara lainnya.
Istimewa Penandatanganan MoU C-SOCC merupakan kelanjutan dari penandatanganan Letter of Intent (LoI) yang dilaksanakan ketiga menteri pada Februari 2017. C-SOCC sendiri dijadwalkan baru mencapai kapabilitas operasi awal pada 2019 dan beroperasi penuh pada 2021.
Wakil Sekjen NATO Rose Gottermoeller mengatakan, komando pasukan khusus tiga negara dibentuk sebagai salah satu tuntutan dari meningkatkan kerja sama berkonteks multinasional.
Kantor Pusat Operasi Khusus NATO di Mons, Belgia memberikan nasehat dan dukungan terhadap pembentukan C-SOCC. Kantor tersebut juga memastikan bahwa pembentukan komando pasukan khusus ini sesuai dengan doktrin-doktrin dan standar yang diterapkan NATO.
Reddit Menteri Pertahanan Belanda mengatakan, C-SOCC pada masa awal akan dipimpin oleh Denmark. Pasukan komposit ini terdiri dari enam grup tugas operasi khusus dan satu grup tugas udara khusus.
Sedikit info tambahan, ketiga negara memiliki satuan pasukan khusus yang cukup disegani. Seperti Belanda dengan Korps Commandotroepen (KCT), Belgia dengan Special Forces Group (SFG), dan Denmark dengan Jaegerkorpset (Jaeger Corps).
Ketiga satuan pasukan khusus tersebut merupakan cabang dari Angkatan Darat masing-masing negara.
(RON)