ANGKASAREVIEW.COM – Pada akhir Desember lalu Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat (Dislitbangad) melakukan pengujian prototipe keempat kendaraan darat air (amfibi) multiguna untuk Operasi Militer Selain Perang (OMSP) hasil rekayasa mereka di Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Kendaraan amfibi tersebut ternyata memiliki sistem hidrolik yang lebih rumit dari M3 Amphibious Rig buatan Jerman.
Kendaraan amfibi multiguna ini memanfaatkan daya apungnya yang maksimal, sehingga jika 2-3 unit kendaraan ini digandengkan bisa berfungsi seperti jembatan ponton. Setidaknya, terdapat 20 silinder hidrolik dalam tubuh kendaraan gahar ini.
“M3 Amphibious Rig kalau yang punya Jerman. Kalau saya bilang, sistem hidroliknya lebih rumit dari punya kita,” ungkap Kepala Laboratorium Dislitbangad Kolonel Cpl Simon Petrus Kamlasi kepada Angkasa Review beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Intip Kegagahan Penampakan Kendaraan Amfibi Terbaru Besutan Dislitbang TNI AD
Prototipe kendaraan amfibi multiguna ini tentunya masih harus dilakukan penyempurnaan di berbagai bagian, termasuk rangka badannya. Tentu saja untuk terus melakukan penyempurnaan tersebut diperlukan biaya yang tidak sedikit serta dukungan lainnya yang diperlukan.
“Ke depan kita pikirkan bagaimana bahan body-nya agar bisa menyesuaikan dengan anggaran. Pembuatan kendaraan amfibi ini menghabiskan dana sebesar Rp 2,7 miliar. Kalau mau lebih ringan sih pakai aluminium, tapi memang lebih mahal,” jelas Simon.
Jika telah memiliki prototipe yang baku, ke depannya tentu biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi kendaraan amfibi untuk OMSP ini tentu akan murah. Hal tersebut lantaran hampir semua bagian kendaraan ini akan dimodifikasi sendiri untuk menyesuaikan dengan spesifikasi teknologi yang diinginkan.
“Jadi enggak ada yang kita enggak modif kecuali enjin dan power train. Sampai winch-nya saja itu sudah harus bikin,” tegasnya. FERY SETIAWAN