AIRSPACE REVIEW – Aksi Elephant Walk atau “Jalan Gajah” bagi sebuah angkatan udara merupakan sebuah cara untuk menunjukkan kepada publik mengenai kesiapan armada pesawat yang dapat melaksanakan misi maupun operasi.
Hal ini pula yang dilakukan oleh Angkatan Udara AS (USAF) saat menggelar Elephant Walk sebanyak 24 unit jet tempur generasi kelima F-22 Raptor di Pangkalan Angkatan Udara Langley (Langley AFB) di negara bagian Virginia, Amerika Serikat pada 31 Januari lalu.
Aksi tersebut dilakukan oleh kawanan jet tempur siluman F-22 dari Wing Tempur Kesatu (1st FW) yang berpartisipasi dalam latihan peningkatan kesiapan pangkalan udara di Langley AFB.
USAF menjabarkan, tujuan utama dari latihan tersebut adalah untuk menunjukkan kemampuan unit dalam memobilisasi dan menyebarkan pasukan tempur dengan cepat di mana saja di dunia.
Lebih utama lagi adalah untuk memastikan mereka siap melakukan tugas dalam skenario dunia nyata.
Jenis pelatihan ini juga penting untuk menjaga efisiensi dan kesiapan angkatan udara dalam menghadapi kemungkinan ancaman atau situasi darurat.
Untuk itu, tambah USAF, total sebanyak 30 pesawat dilibatkan termasuk 24 F-22 dan enam jet latih T-38 Talon dalam latihan di Langley AFB kali ini.
Wing Tempur ke-1 bertanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaan kedua jenis pesawat tersebut, selain menjadi satu-satunya unit pelatihan formal bagi pilot F-22 Raptor dalam struktur USAF.
Dalam melakukan aksi Elephant Walk semua pesawat meluncur dalam formasi rapat di landasan pacu dan menyimulasikan kegiatan lepas landas yang cepat dan terkoordinasi.
Aksi Jalan Gajah yang dilakukan armada F-22 di Langley AFB adalah yang kedua kalinya. Yang pertama dilakukan pada tahun 2019. Kemudian pada tahun 2020, jet tempur F-22 melakukan Elephant Walk di Hawaii .
Sementara itu, dalam beberapa tahun terakhir kegiatan Elephant Walk semakin banyak diadopsi oleh angkatan udara di seluruh dunia.
Hal itu sebagai cara untuk menguji dan menunjukkan kemampuan skadron meluncurkan formasi pesawat dalam jumlah besar, dalam waktu singkat, dan respons yang cepat.
Latihan-latihan seperti ini biasanya tidak hanya melibatkan pesawat tempur saja, tetapi juga pesawat pendukung lainnya seperti pesawat tanker, pesawat pengendali pertempuran udara, hingga pesawat pengebom.
Selain aspek taktis, Elephant Walk juga menjadi ajang berharga bagi tim hubungan masyarakat. Tim media USAF memanfaatkan kegiatan tersebut untuk menyebarkannya ke berbagai platform media sosial sehingga terpublikasi secara luas.
Bagi USAF sendiri, cara tersebut sekaligus memberi dampak positif sehingga minat warga negara untuk bergabung dengan USAF menjadi terstimulasi.
Di Indonesia, khususnya di TNI AU, publikasi semacam itu merupakan bagian dari upaya Pembinaan Potensi Kedirgantaraan (Binpotdirga). (RNS)
belum benar benar teruji + terbukti dimedan perang terbuka
maka, nikmatilah jalan jalan santaimu kisanak
#kwkwkwkwkwkwkkk