AIRSPACE REVIEW – Angkatan Bersenjata Mesir telah memodifikasi howitzer swagerak (SPH) K9 Thunder 155 mm menjadi sistem pertahanan pesisir antikapal dan menjadi yang pertama di dunia.
Hal tersebut merupakan adaptasi inovatif dari sistem artileri K9 yang awalnya dirancang untuk operasi tempur berbasis darat dan kini disempurnakan untuk pertahanan maritim.
Sebelumnya, Hanwha Aerospace produsen K9 asal Korea Selatan menyatakan telah mengekspor 216 unit K9A1 SPH termasuk 51 unit K11 kendaraan pengendali arah tembakan ke Mesir.
Modifikasi K9 dan K11 untuk misi antikapal, menjadikan Mesir sebagai pelopor dalam inovasi strategis ini, kata perusahaan.
Adaptasi ini mencerminkan fleksibilitas dan kekokohan sistem, memperluas kegunaannya dari pertempuran darat tradisional ke ranah pertahanan pesisir yang kompleks.
Potensi peran antikapal K9 dan K11 telah divalidasi dalam uji coba di Mesir, sebelum kontrak resmi ditandatangani.
Adopsi sistem K9 SPH oleh Mesir dengan modifikasi menjadi peran antikapal, menandai momen transformatif dalam strategi militer modern.
Inovasi tersebut tidak hanya meningkatkan pertahanan pesisir Mesir, tetapi juga menjadi tolak ukur baru untuk sistem artileri pantai di seluruh dunia.
Persenjataan utama K9 adalah howitzer kaliber 155mm/52 yang mampu menembakkan berbagai amunisi dengan kapasitas tiga peluru dalam 15 detik.
K9 SPH dapat menyerang target pada jarak hingga 41 km dengan amunisi standar, dan hingga 60 km dengan amunisi jarak jauh khusus.
K9 menggunakan Sistem Kontrol Tembakan Otomatis (AFCS) canggih yang terintegrasi dengan Sistem Navigasi Inersia (INS) dan GPS, memungkinkan penargetan dan penembakan cepat dalam waktu 30 detik dari posisi diam atau 60 detik saat bergerak.
Selain itu, kemampuan Multiple Rounds Simultaneous Impact (MRSI) memungkinkan howitzer K9 untuk melepaskan beberapa peluru ke target secara bersamaan. (RBS)
Karena Mesir sudah memiliki 216 unit K9A1 SPH dan 51 unit K11 kendaraan pengendali arah tembakan ini sepertinya tak semua di modifikasi dalam sistem pertahanan pesisir antikapal non-rudal, sebagian besar tetap pada peran bantuan tembakan untuk pasukan daratnya