AIRSPACE REVIEW – Rusia dilaporkan telah memproduksi drone kamikaze jarak jauh baru bernama Garpiya-A1 dan sudah dikerahkan dalam konflik di Ukraina.
Berdasarkan laporan intelijen Barat, EMZ Kupol anak perusahaan dari produsen senjata milik negara Rusia Almaz-Antey, telah memproduksi lebih dari 2.500 drone Garpiya antara Juli 2023 hingga Juli 2024.
Menariknya, laporan tersebut mengungkapkan bila mesin untuk Garpiya-A1 dipasok oleh perusahaan dari China.
Drone bersayap delta ini menggunakan mesin Limbach L-550 E. Mesin-ini awalnya dirancang dan diproduksi oleh perusahaan Jerman, namun kini diproduksi di China oleh Xiamen Limbach.
Dokumen produksi mengungkap bahwa prototipe Garpiya-A1 diluncurkan pada paruh pertama tahun 2023.
Produksi mencapai beberapa ratus unit pada paruh kedua tahun 2023 dan berlipat ganda menjadi sekitar 2.000 unit pada paruh pertama tahun 2024.
Sumber intelijen tersebut mengonfirmasi bahwa Garpiya yang berarti “Harpy” dalam bahasa Rusia, telah digunakan untuk menyerang target militer dan sipil di Ukraina.
Untuk spesifikasinya, Garpiya-A1 memiliki berat lepas landas maksimum 300 kg dan jangkauan maksimumnya sekitar 1.500 km.
Dilansir oleh Army Recognition (16/9), Samuel Bendett, seorang peneliti senior di Center for a New American Security di Washington DC, menyatakan bahwa jika keberadaan Garpiya-A1 dikonfirmasi, itu akan menandai pergeseran ketergantungan Rusia pada drone pasokan Iran.
Menurutnya, ini menunjukkan bahwa Rusia sekarang dapat lebih bergantung pada pengembangan dalam negeri dan komponen bersumber dari China. (RBS)
Langkah cerdas……………
Untuk China. Memproduksi ratusan ribu mesin drone kamikaze untuk Russia, memproduksi chipset elektroniknya juga. Memproduksi jutaan drone dji fpv yang dipakai Ukraina dan Russia. Perang memang benar benar menguntungkan.