AIRSPACE REVIEW – Presiden Prancis Emmanuel Macron kemarin mengumumkan di jaringan BFMTV bahwa jet-jet tempur Rafale Prancis turut terlibat menghancurkan sejumlah drone Iran yang dikerahkan Teheran dalam serangan udara ke Israel pada Sabtu malam (Minggu dini hari).
Armada Rafale Perancis menembak drone Iran yang terbang di atas Yordania dan Irak, sehingga berkontribusi pada pertahanan Israel.
Macron membenarkan bahwa pesawat Prancis lepas landas atas permintaan Yordania untuk mencegat drone Iran, meski dia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai jumlah drone yang dicegat.
Seperti diketahui, pada malam tanggal 13-14 April 2024, Israel menjadi sasaran serangan signifikan oleh Iran yang melibatkan lebih dari 300 rudal dan drone. Serangan ini sebagai balasan atas serangan Angkatan Udara Israel di bagian konsuler kedutaan Iran di Damaskus pada tanggal 1 April 2024.
Sebagai tanggapan, pertahanan udara Israel, didukung oleh sistem Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow, serta jet tempur F-35, F-15, dan F-16 serta dukungan langsung pasukan Amerika dan Inggris, berhasil mencegat 99% serangan drone dan rudal Iran.
Sebelum mencapai Israel, rudal-rudal tersebut melewati wilayah udara Yordania, yang telah diperingatkan akan menembak jatuh benda apa pun yang melanggar wilayahnya. Meskipun Yordania menembak jatuh beberapa drone Iran, pasukan Prancis yang ditempatkan di sana juga berpartisipasi dalam menetralisir ancaman tersebut.
Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari membenarkan bahwa pasukan Prancis telah membantu dalam melawan serangan itu, setelah enam bulan bekerja sama erat dengan rekan-rekan mereka dari Amerika, Inggris, dan lainnya.
Sejak awal Maret, sebagai bagian dari Operasi Chammal, sebuah komponen dari koalisi anti-jihadis Inherent Resolve, empat jet Rafale B dari Wing Tempur ke-4 telah ditempatkan di pangkalan udara depan H5 di Yordania. Pesawat ini dilengkapi dengan rudal udara ke udara, rudal Meteor dan MICA IR/EM serta meriam Nexter 30M711 30 mm. (RNS)