AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sebagai negara sahabat Rusia, Iran hadir dalam Forum Teknis-Militer Internasional Army-2023 yang tengah berlangsung di pinggir ibu kota Moskow Rusia pada 14-20 Agustus.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu berkenan hadir langsung mengunjungi paviliun Iran, yang mendapatkan penjelasan mengenai produk-produk yang dipajang.
Salah satu persenjataan yang diterangkan kepada Sergey Shoigu adalah amunisi berkeliaran atau drone kamikaze Arash-2.
Beredar desas-desus, bila Rusia telah membeli Arash-2 tersebut, meski sejauh ini belum ada bukti Arash-2 digunakan di Ukraina.
Sebelumnya pada Oktober 2022 tahun lalu, beberapa sumber Iran melaporkan bahwa Rusia telah memesan drone kamikaze terbaru Arash-2.
Keberadaan Arash-2 diketahui pertama kali saat dilibatkan dalam latihan perang militer Iran bulan Agustus 2022.
Seperti drone Iran lainnya, tidak banyak informasi tentang Arash-2. Diperkirakan drone ini memiliki panjang 4,5 m dan bentang sayap 3,5 m – 4 m.
Jangkauannya diperkirakan antara 1.400-2.000 km. Arash-2 lebih kuat dibandingkan Shahed-136, dengan bawaan hulu ledak yang lebih besar.
Dengan kecepatan penerbangan yang rendah, memungkinkan Arash-2 untuk patroli di atas target sebelum mengeksekusinya.
Arash-2 digadang mampu menyerang kota Tel Aviv dan Haifa di Israel. Hal ini dinyatakan oleh Kioumars Heydari, Komandan Angkatan Darat Militer Iran kepada Press TV pada 12 September 2022.
Para ahli menyebutkan bahwa drone tersebut beroperasi mirip dengan rudal jelajah tetapi pada kecepatan yang lebih lambat.
Arash-2 dapat bermanuver, mengubah arah, dan terbang di ketinggian rendah, yang menjadikan tantangan bagi sistem pertahanan udara lawan untuk menjatuhkannya.
-RBS-