AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara Kerajaan Norwegia (RNoAF) secara resmi akan memensiunkan arama Pesawat Patroli Maritim Lockheed P-3 Orion setelah menggunakannya selama 54 tahun atau lebih dari setengah abad.
Upacara penerbangan terakhir akan dilaksanakan pada 30 Juni mendatang, mengakhiri pengoperasian pesawat yang berbasis di Pangkalan Udara Andoya tersebut.
Selanjutnya RNoAF akan beralih ke pesawat baru yaitu Boeing P-8A Poseidon. Pesawat ini telah tiba pada Februari tahun lalu.
Pesawat beroperasi dari Stasiun Udara Evenes di mana sebagian besar personel yang saat ini terlibat dalam operasi P-3 di Andoya akan dipindahkan ke sana.
P-8A akan mengambil alih tugas P-3 mulai tahun ini. Sebanyak lima P-8A akan menggantikan enam P-3 Orion dan dua DA-20 Falcon Jet, keduanya milik RNoAF.
Peralihan sebagian besar personel P-3 Orion ke Evenes Air Station telah dimulai saat ini.
Setelah semuanya selesai, Stasiun Udara di Andoya yang mengoperasikan P-3 Orion akan resmi ditutup pada usia operasinya yang ke-65 tahun. Sementara itu, Skadron 333 yang mengoperasikan P-3 Orion akan merayakan 80 tahun pengabdiannya tahun ini.
Selain menampung Poseidon, pangkalan udara baru di Evenes dikembangkan sebagai pangkalan untuk pesawat tempur F-35, di mana pesawat tersebut telah menjalankan misi Quick Reaction Alert (QRA).
P-8A Poseidon yang menggantikan P-3 merupakan Pesawat Patroli Maritim serbaguna yang memiliki keunggulan dalam perang antikapal selam, perang antipermukaan, intelijen, pengawasan dan pengintaian, serta operasi pencarian dan penyelamatan, tulis perusahaan.
Dengan kemampuan ketinggian hingga 41.000 kaki dan kecepatan terbang tertinggi 490 knot, P-8 dapat merespons dengan cepat, meminimalkan area pencarian, dan meningkatkan efisiensi misi.
Selain itu, desain pesawat dioptimalkan untuk misi ketinggian rendah dan telah menunjukkan efektivitasnya dalam mendukung misi kemanusiaan dan pencarian dan penyelamatan.
-Poetra-