AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Salah satu senjata maut Rusia selama operasi militer khusus di Ukraina adalah rudal udara ke udara jarak jauh R-37 yang juga dikenal sebagai RVV-BD (Raketa Vozduh-Vozduh Bolyshoy Dalnosty atau Long-Range Air-to-Air Missile).
Rudal yang mendapatkan kode NATO sebagai AA-13 Axehead ini di rancang oleh Tactical Missiles Corporation dan generasi pertamanya mulai diproduksi tahun1985 oleh Vympel MKB.
Pada pameran kedirgantaraan MAKS 2013, Vympel MKB memperkenalkan varian upgrade yang diberi kode R-37M. Rudal ini mulai berdinas di Angkatan Udara Rusia sejak 2019.
Untuk spesifikasinya, R-37M memiliki berat 600 kg dan berat hulu ledaknya 60 kg. Berdimensi panjang 4,2 m serta diameter 38 cm.
Rudal dibekali sistem bimbingan inersia dengan pembaruan mid-course, serta radar homing semi-aktif dan aktif.
Kecepatan luncur maksimumnya mencapai 5-6 Mach atau setara 6.100–7.400 km/jam, dengan jangkauan maksimum hingga kisaran 300-400 km.
Rudal berdimensi besar ini dapat dibawa oleh jet buru sergap MiG-31BM dan jet tempur multi peran Sukhoi Su-35.
R-37M dirancang terutama untuk menembak jatuh pesawat AWACS dan pesawat C4ISTAR, pesawat tanker, juga pesawat tempur dan pembom lawan dari jarak yang jauh.
Rudal dapat menyerang target di ketinggian mulai dari15 m hingga 25.000 m, yang dipandu secara semi-aktif atau aktif melalui sistem Agat 9B-1388.
Sebuah laporan oleh Royal United Services Institute menyatakan bahwa pada bulan Oktober 2022 sekitar enam R-37M telah ditembakkan oleh jet tempur AU Rusia ke jet tempur AU Ukraina.
Pihak militer Rusia sendiri mengklaim selama bulan Agustus hingga Oktober 2022, telah menembak jatuh MiG-29, Su-24, Su-25 dan Su-27. Tak diketahui pasti apakah melibatkan rudal R-37M atau rudal udara ke udara jenis lainnya.
Pada 13 Februari 2023, militer Ukraina dilaporkan memperoleh reruntuhan R-37M yang selanjutnya diserahkan kepada intelijen Inggris untuk dianalisis oleh pihak terkait, seperti diberitakan globaldefensecorp.com (21/2).
-RBS-