AUKUS, Australia, China, dan Kapal Selam Nuklir

Virginia class nuclear submarineUS Navy
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Australia diperkirakan akan membeli hingga lima kapal selam bertenaga nuklir kelas Virginia dari Amerika Serikat pada tahun 2030-an. Hal ini sebagai bagian dari perjanjian pertahanan penting antara Washington, Canberra, dan London, kata empat pejabat Amerika Serikat sebagaimana diberitakan Reuters pada hari Rabu (9/3).

Armada baru kapal selam bertenaga nuklir Australia itu akan didasarkan pada desain dari Inggris yang dimodifikasi dengan suku cadang dan peningkatan oleh AS, kata sumber yang mengetahui.

Boeing_contoh2

Direncanakan, dalam waktu dekat Presiden AS Joe Biden akan menjamu Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak di San Diego untuk memetakan jalan ke depan bagi penyediaan kapal selam bertenaga nuklir dan persenjataan berteknologi tinggi lainnya untuk Benua Kangguru.

Dua pejabat mengatakan, setelah kunjungan pelabuhan tahunan, AS akan mengerahkan beberapa kapal selamnya di Australia Barat sekitar tahun 2027. Pengumuman pada minggu depan itu akan menandai tonggak sejarah dalam perjanjian 18 bulan, yang bertujuan untuk melawan peningkatan kekuatan Angkatan Laut China di kawasan Asia-Pasifik. Perjanjian yang ditandatangani pada September 2021 itu, melibatkan ketiga negara untuk berbagi kemampuan militer rahasia yang dapat memungkinkan Australia membangun dan menggunakan kapal selam bertenaga nuklir.

Penempatan armada kapal selam AS di Australia, diyakini sebagai cara untuk membangun kapasitas pelatihan dan pemeliharaan yang dibutuhkan di Australia. Prinsipnya, kapal selam akan digeser lebih dekat ke Pasifik Barat dan Samudra Hindia, untuk membantu kehadiran kapal selam AS di sana.

AUKUS sendiri, seperti banyak diperkirakan pengamat, akan menjadi proyek pertahanan terbesar Australia yang menawarkan prospek pekerjaan di ketiga negara tersebut. Pengamat menyebut, kehadiran AUKUS akan memicu konfrontasi militer di kawasan Indo-Pasifik. AUKUS disebut menantang superioritas militer Beijing dan menciptakan lebih banyak tantangan operasional bagi China. AUKUS dimaksudkan untuk melemahkan tindakan China yang dinilai semakin agresif. AUKUS pada akhirnya akan membantu “menstabilkan” kawasan Indo-Pasifik, kata Charles Edel, Ketua Australia di Pusat Kajian Strategis dan Internasional.

Dampak terhadap kawasan

Sejak awal ide AUKUS digulirkan dan kemudian disahkan pada 16 September 2022, keberadaan pakta keamanan trilateral ini telah menimbulkan keresahan di kawasan Indo-Pasifik dan sekitarnya. Dan kini, rencana pembelian kapal selam bertenaga nuklir Australia yang didukung Inggris dan Amerika Serikat semakin menunjukkan kekhawatiran semakin meningkat.

Pakta keamanan ini selain untuk berbagi pengetahuan tentang pertahanan tingkat lanjut, juga memasilitasi militer Australia dengan kapal selam bertenaga nuklir. Munculnya AUKUS telah menimbulkan berbagai reaksi, termasuk Prancis yang menentang kemitraan ini karena berdampak pada kemitraan mereka dengan Australia. Negara-negara ASEAN sendiri memiliki pandangan yang berbeda tentang keberadaan AUKUS.

Boeing

Indonesia dan Malaysia mengkhawatirkan pembelian kapal selam nuklir dapat menimbulkan ketidakstabilan di kawasan. Sementara Singapura, Vietnam, dan Filipina menyatakan netral. AUKUS bahkan dipandang sebagai langkah menuju keseimbangan strategis dalam kompetisi geostrategi regional.

AUKUS dikhawatirkan akan membawa ASEAN ke dalam dilema keamanan di mana pengadaan kapal selam nuklir Australia akan membawa babak baru dalam perlombaan senjata di kawasan. Sementara ASEAN mengadopsi prinsip keseimbangan kekuatan dalam memastikan keamanan regional.

Indonesia berpandangan, perlombaan senjata dan peningkatan proyeksi kekuatan di kawasan Indo-Pasifik harus dihindari karena akan menimbulkan ketegangan yang berdampak luas. Indonesia tidak menginginkan peningkatan perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan di kawasan yang akan mengancam keamanan dan stabilitas, sperti dikatakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Sidang Umum PBB ke-76 di New York tahun  lalu.

Indonesia menekankan pentingnya komitmen Australia untuk terus memenuhi semua kewajiban non-proliferasi nuklirnya dan menyerukan kepada Australia untuk mempertahankan komitmennya terhadap perdamaian, stabilitas, dan keamanan kawasan, kata Retno.

Dinamika politik dan keamanan di kawasan Indo Pasifik tampaknya akan terus terjadi dengan ketegangan-ketegangan impulsif yang diciptakan oleh negara-negara yang bekepentingan. Indonesia semakin perlu untuk meningkatkan pertahanan diri menghadapi potensi-potensi yang akan terjadi di masa depan.

Di dunia saat ini hanya ada enam negara yang memiliki kapal selam nuklir, yaitu lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB (Tiongkok, Prancis, Rusia, Britania Raya, dan Amerika Serikat) dan India. AS disebut akan memasok uranium yang diperkaya ke Australia untuk memberi daya pada kapal selam di mana Australia telah setuju untuk tidak memproduksi sendiri uranium yang diperkaya. Namun demikian, perkembangan situasi yang tidak menentu mungkin saja akan mengubah semuanya di masa depan.

-RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *