AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pilot atau penerbang tempur Angkatan Udara (AU) punya nama kecil (nickname) yang sering digunakan sebagai call sign saat mereka melaksanakan misi maupun operasi penerbangan.
Call sign atau tanda panggilan digunakan untuk memudahkan panggilan terhadap teman di udara atau juga untuk merahasiakan identitas pilot.
Nama panggilan ini menjadi kebanggaan pilot karena biasanya dipilih sesuai karakter yang bersangkutan.
Pemilihan nickname dikonsultasikan ke pimpinan (umumnya ke komandan skadron hingga ke komandan wing) untuk diketahui dan disetujui atau diganti.
Namun rupanya, pemberian nama panggilan bagi pilot muda berpangkat letnan dua di Angkatan Udara Kerajaan Kanada (RCAF) telah berdampak buruk.
Hal itu telah menyebabkan dua pimpinan si pilot baru harus menjalani sidang etik dan mendapatkan hukuman.
Forbes memberitakan, selama pertemuan sosial informal berupa klub perwira Juni lalu, sekelompok pilot pesawat tempur dari Wing ke-4 RCAF di Cold Lake, Alberta berkumpul. Dua pejabat senior Wing 4 kemudian memberikan tanda panggilan yang tidak pantas kepada pilot baru.
Atas perbuatannya itu, kedua pejabat senior di Wing 4 RCAF tersebut menghadapi dakwaan non-kriminal dan sidang disipliner atas masalah tersebut.
RCAF tidak menjelaskan secara rinci nama panggilan yang diberikan yang menimbulkan masalah tersebut.
Namun, tampaknya tanda panggilan itu mempunyai makna yang meremehkan dalam tatanan sosial.
RCAF menyebutkan, dua perwira menenah berpangkat kolonel dan letkol yang menjadi atasan si pilot berpangkat letnan dua telah didakwa secara efektif melanggar aturan.
RCAF memilih untuk menahan informasi spesifik, namun memastikan bahwa hukuman terhadap kolonel dan letkol tersebut akan menghambat karier militer keduanya.
Kedua pejabat di Wing 4 tersebut merupakan pilot senior jet tempur CF-18 Hornet RCAF.
-JDN-