AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dalam perang melawan Ukraina, diketahui Angkatan darat Rusia telah menurunkan tank tempur utama T-90M Proryv-3 yang baru diperkenalkan pada 2017.
Versi upgrade dari keluarga T-90 ini telah meningkat dalam hal mobilitas, daya tembak, dan perlindungan berkat pengalaman yang diperoleh tentara Rusia dalam perang di Suriah.
Tank ini memiliki desain turet (kubah senjata) baru yang dilindungi oleh lapisan ERA (Explosive Reactive Armor) yang dipasang di bagian depan dan di setiap sisi turet.
T-90M Proryv-3 dipersenjatai dengan satu meriam smoothbore 2A46M-4 125 mm yang mampu menembakkan amunisi standar tetapi juga peluru kendali anti tank (ATGM) AT-11 Sniper-B.
Persenjataan kedua mencakup satu stasiun senjata yang dioperasikan dari jarak jauh yang dipersenjatai dengan satu senapan mesin berat NSVT 12,7 mm yang dipasang di atap turet.
T-90M Proryv-3 dimotori dengan mesin diesel V-92S2 yang menghasilkan 1.000 hp yang dapat melarikan kendaraan pada kecepatan 60 km/jam dengan daya jelajah maksimum 550 km.
Dalam perang yang memasuki bulan Agustus ini, tampak T-90M Proryv-3 mendapatkan perlindungan atap tambahan sebagai improvisasi di lapangan.
Pelindung tambahan unik di bagian atasnya, terlihat bak gazebo dari tiang baja dan beratap kawat ram yang dilas.
Mengutip situs Bulgarian Military, ada beragam asumsi tentang kegunaan pelindung tambahan itu.
Pertama, kubah besi tambahan ini untuk menyerap energi dari serangan dari atas amunisi berkeliaran (drone kamikaze) atau rudal yang dilepaskan drone seperti TB2 yang dipersenjatai MAM-L.
Kedua, kubah besi tambahan itu dirancang untuk mengurangi kerusakan dari serangan rudal anti tank seperti FGM-148 Javelin yang menyerang dari atas dan hulu ledaknya memiliki detonasi berurutan untuk melumpuhkan tank.
Jadi, konstrksi kubah tambahan ini dirancang untuk mampu meredam efek ledakan atau mengurangi efisiensi penetrasinya yang tinggi dari drone kamikaze atau rudal anti tank yang menghantam T-90M Proryv-3.
-RBS-