No Fly Zone akan sia-sia karena Rusia punya S-400, Tu-95, dan Tu-160

S-400 - Tu-95 - Tu-160 (1)Inernet Files

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Perang Rusia-Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022 memunculkan berbagai fakta. Walau video-video memperlihatkan alutsista Rusia banyak yang hancur oleh pasukan Ukraina, kekuatan Rusia sebenarnya masih jauh dari yang dimiliki Ukraina.

Perbandingan 20:1 untuk kekuatan udara Rusia versus Ukraina, sulit bagi Ukraina mampu mengimbangi pasukan tempur udara Sang Beruang.

Sedangkan NATO sudah berulang kali menolak untuk terlibat langsung membantu berperang melawan Rusia.

Permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky agar NATO memberlakukan Zona Larangan Terbang (No Fly Zone/NFZ) di Ukraina, juga ditolak mentah-mentah oleh AS dan NATO.

Keduanya beralasan, bila hal itu dilaksanakan maka sama saja dengan menjerumuskan NATO maupun AS secara langsung untuk berperang melawan Rusia.

Dengan diberlakukannya NFZ maka akan membolehkan pesawat-pesawat Rusia dan pesawat siapa pun yang masuk ke wilayah udara Ukraina untuk ditembak oleh pihak-pihak yang menegakkan aturan tersebut.

Dengan cara itu, Kyiv berharap serangan-serangan dari udara oleh Rusia akan berhenti menghancurkan negaranya.

Namun, NATO pun bukan tanpa perhitungan menolak pemberlakukan NFZ.

Pertama, Ukraina bukan anggota NATO. Kedua, dengan diberlakukan NFZ pun pesawat-pesawat pengebom Rusia dapat meluncurkan rudal-rudal presisinya ribuan mil dari dekat perbatasan dengan Ukraina.

Ketiga, bila NFZ diberlakukan oleh NATO dan AS berarti NATO dan AS harus siap mengerahkan pesawat tempur mereka atau sistem pertahanan udara mereka untuk menembak pesawat Rusia. Dan sekali lagi, ini artinya membuka konfrontasi langsung.

Di lain pihak, Rusia telah menunjukkan kemampuan untuk meluncurkan rudal jelajah Kh-555 dari kedua pembom Tu-95MS Bear H dan Tu-160 Blackjack.

Rudal jelajah Kh-555 memiliki jangkauan operasional hampir 2.200 mil (3.540 km). Artinya, pengebom ini dapat menggunakan rudalnya tanpa harus masuk ke wilayah udara Ukraina.

Sementara itu, NATO mengetahui pasti bahwa sistem pertahanan udara jarak jauh Rusia yakni S-400 Triumf mampu menembak sasaran udara di atas Ukraina dari wilayah di luar Ukraina.

Sehingga, pesawat-pesawat Ukraina, atau pesawat NATO sekalipun, yang terbang di wilayah udara Ukraina dapat ditembak oleh S-400.

Hal ini telah dibuktikan oleh S-400 di hari kedua peperangan tanggal 25 Februari yang berhasil menjatuhkan Su-27 milik Ukraina di atas langit dekat ibu kota Kyiv.

Keinginan Ukraina untuk diberlakukan NFZ jelas sampai perang usai pun tidak akan dikabulkan oleh NATO dan AS.

Kecuali, perang dua negara ini seketika berubah menjadi perang terbuka karena ada pihak-pihak yang terpancing masuk atau terkena serangan Rusia, khususnya negara-negara anggota NATO.

Jangan sampai Perang Dunia III berkobar gara-gara ego Putin dan Zelensky yang sulit dilunakkan oleh para pemimpin dunia.

Putin dan Zelensky sesungguhnya adalah yang paling bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi di Ukraina sejak 24 Februari lalu.

Semoga perang segera dapat diakhiri tanpa harus menimbulkan kerusakan yang lebih besar dan menghancurkan tata kehidupan dunia.

-RNS-  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *