Tim Dassault Perancis datangi Kemhan untuk proses akuisisi jet tempur Rafale

Tim Dassault Rafale dan Ditjen Pothan_2Kemhan

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Tim dari pabrik Dassault Aviation, Perancis mendatangi Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan) di Jakarta untuk merumuskan proses akuisisi jet tempur Rafale oleh Indonesia pada Kamis, 11 Februari 2021.

Tim Dassault terdiri dari Vice President Dassault Aviation Business Development Jean Claude Piccirillo dan Vice President Offset Dassault Michael Paskoff.

Kedatangan mereka diterima oleh Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Ditjen Pothan) Kemhan Mayjen TNI Dadang Hendrayudha dan Direktur Teknologi Industri Pertahanan (Dirtekindhan) Laksma TNI Sri Yanto.

Dirjen Pothan menyambut baik kedatangan Tim Dassault dalam rangka kerja sama akuisisi pesawat tempur multiperan Rafale yang diproduksi oleh Dassault Aviation.

Tim Dassault Rafale dan Ditjen PothanKemhan

Ia berharap, kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Perancis ini banyak memberi manfaat bagi kedua belah pihak serta dapat memajukan industri pertahanan Indonesia.

Seperti Airspace Review kutip dari laman Kemhan, disebutkan bahwa pembahasan ofset pengadaan pesawat Rafale berjalan dalam suasana penuh kekeluargaan dan diharapkan memberikan kemajuan bagi kedua pihak serta dapat segera diwujudkan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada 21 Oktober 2020 telah bertemu dengan Menteri Angkatan Bersenjata Perancis Florence Parly di Paris.

La Tribune dari Perancis menulis, saat itu Prabowo menyampaikan kepada Parly mengenai ketertarikan Indonesia untuk mengakuisisi jet tempur Rafale.

Roni Sontani/AR

Pada 3 Desember 2020, Reuters memberitakan perkembangan rencana akuisisi jet tempur Rafale oleh Jakarta. Disebutkan, Florence Parly menyatakan bahwa negosiasi pemerintah Indonesia untuk membeli 36 Rafale (sebelumnya diberitakan 48) dalam kondisi kemajuan.

“Sangat maju,” kata Parly saat itu.

Meski demikian, lanjutnya waktu itu, Perancis masih membutuhkan waktu untuk mempelajarinya sebelum melaksanakan penandatanganan bersama Indonesia.

Roni Sont

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *