Airspace Review

MUNGKIN Anda sudah tak asing mendengar dan menyaksikan olahraga ekstrem berparasut seperti freefall baik secara langsung maupun melalui video di dunia maya. Namun tak sembarang orang dapat melakukan olahraga ini, terlebih bagi Anda yang fobia ketinggian, mungkin Anda akan pingsan sebelum mendarat.

Lalu, pernahkah Anda menyaksikan olahraga freefall dari pesawat tanpa parasut? Cuma pria ini yang berani melakukannya.

Dalam sebuah tayangan video yang diunggah pada 23 November 2014, terabadikan dengan jelas bagaimana seorang pria nekad melakukan aksi freefall dari sebuah pesawat tanpa menggunakan parasut. Pelindung yang digunakan pria ini hanya sebuah helm dan kacamata hitam saja.

Travis, pria ini benar-benar sangat nekad. Ia melompat dari sebuah pesawat di ketinggian 9.000 kaki menuju sebuah bangunan yang di dalamnya telah dibuat sebuah trampolin raksasa. Jelas bukan hal yang mudah untuk dapat mendarat dengan selamat walau ada trampolin yang menunggunya di darat. Pasalnya, ia harus melewati lubang seukuran tubuhnya di atas atap bangunan itu sebelum dirinya bisa terselamatkan trampolin.

“Ini gila, tapi kami akan melakukannya,” ujar sang presenter dalam rekaman video.

Ada dua hal yang memungkinkan aksi nekad Travis yang sangat mustahil untuk direalisasikan ini dapat terwujudkan dengan mulus.

Pertama, trampolin diperkuat agar dapat menyerap dampak lompatan Travis dengan baik. Kedua, sebuah alat diciptakan dan disematkan di ikat pinggang Travis yang membantu mengetahui posisi dengan akurat agar dapat jatuh tepat pada lubang atap bangunan.

Bukan sembarang alat, teknologi yang dibuat itu diklaim oleh salah satu insinyur memiliki magnet yang sama dengan reaksinya dengan magnet bumi. Ia menambahkan, dengan alat tersebut mereka dapat mengarahkan Travis melalui lubang di atap hingga bisa jatuh tepat di atas trampolin.

Video aksi freefall nekadnya tersebut langsung viral di dunia maya dalam kurun waktu dua hari setelah diungah. Sampai saat ini tercatat video aksi freefall nekat Travis itu hampir mencapai 815 juta orang yang menyaksikan.