AIRSPACE REVIEW – Rusia telah menyumbangkan sistem rudal permukaan ke udara Pantsir-S1, Buk M2E, dan S-300VM kepada Venezuela. Wakil Duma Negara Alexei Zhuravlev mengumumkan hal itu seperti dikutip media Rusia.
Anggota parlemen itu juga menyoroti jet tempur Su-30MK2 Rusia adalah tulang punggung Angkatan Udara Venezuela (AMB) sebagai salah satu aset terkuat di kawasan.
AMB baru-baru ini menunjukkan rekaman dua pesawat tempur Su-30MK2 yang terbang membawa rudal Kh-31 buatan Rusia.
Pengiriman beberapa batalion S-300VM (Antey-2500) telah secara signifikan memperkuat kemampuan Venezuela untuk melindungi fasilitas-fasilitas penting negara dari serangan udara musuh.
Menurut informasi terbaru, sistem Pantsir-S1 dan Buk-M2E Rusia dikirim ke Caracas menggunakan pesawat angkut militer Il-76.
Zhuravlev menambahkan bahwa tidak ada yang menghalangi Rusia untuk memasok Venezuela dengan senjata terbaru.
“Saya tidak melihat adanya hambatan untuk memasok negara sahabat dengan sistem baru seperti Oreshnik atau, katakanlah, Kalibr yang telah teruji. Tidak ada kewajiban internasional yang membatasi Rusia untuk melakukannya,” tandasmya .
Seperti dilaporkan sebelumnya, pesawat angkut militer Rusia Il-76 yang disewa dari perusahaan penerbangan swasta telah mengirimkan kargo rahasia ke Venezuela setidaknya dua kali.
Eskalasi politik antara Venezuela dengan Amerika Serikat meningkat baru-baru ini setelah AS memperluas pengerahan militernya ke wilayah Karibia, dekat perairan Venezuela. Ini termasuk kapal perang, pesawat pengebom, jet tempur siluman, serta pasukan.
Washington berdaluh, pengerahan kekuatan militer ke wilayah Karibia dikaitkan dengan perang narkoba yang dicanangkan AS terhadap Venezuela. AS menuduh Presiden Nicolás Maduro dan pejabat tinggi Venezuela terlibat dalam perdagangan barang terlarang tersebut.
Angkatan Laut AS tercatat melakukan serangan terhadap kapal-kapal Venezuela yang dicurigai menyelundupkan narkoba di lepas pantai Venezuela, yang oleh Caracas dikecam sebagai tindakan melanggar kedaulatan.
Venezuela memandang pengerahan militer AS ini sebagai provokasi dan ancaman militer.
Caracas mengklaim telah menggagalkan operasi yang direncanakan oleh kelompok yang didanai AS untuk memprovokasi perang, termasuk rencana serangan “bendera palsu” terhadap kapal perang AS.
Pemerintah Maduro merespons dengan menyatakan kesiapan maksimum untuk mempertahankan diri. (RNS)
Berbagai jenis rudal darat ke udara (SAM) dan tak menutup kemungkinan rudal jelajah juga akan dipasok Moskow ke Caracas, sungguh mengerikan