Mengenang jet serang siluman A-12 Avenger ll, calon pengganti A-6 Intruder, yang programnya dihentikan tahun 1991

A-12 Avenger IIIstimewa

AIRSPACE REVIEW – Pada tahun 1991 Departemen Pertahanan AS membatalkan program pengembangan jet siluman berbasis kapal induk A-12 karena kontaktor yakni McDonnell Douglas dan General Dynamics tidak dapat menyelesaikan program tersebut.

Lebih parahnya, kedua perusahaan diperintahkan untuk membayar kembali sebagian besar dana 2 miliar dolar AS yang telah dihabiskan untuk pengembangan A-12 tersebut.

Angkatan Laut AS (USN) memulai program Advanced Tactical Aircraft (ATA) pada tahun 1983. Program ini untuk menyiapkan pengganti jet serang berbasis kapal induk Grumman A-6 Intruder mulai tahun 1994.

Pada November 1984, kontrak desain konsep diberikan pada dua finalis, yakni kepada tim McDonnell Douglas/General Dynamics dan tim Northrop/Grumman/Vought.

Selanjutnya, pada 13 Januari 1988 tim McDonnell Douglas/General Dynamics terpilih sebagai pemenang untuk melanjutkan pembuatan prototipe yang direncanakan terbang perdana pada Desember 1990.

Pesawat kemudian mendapatkan nama resmi Avenger ll yang diambil dari pesawat pembom torpedo Grumman TBF Avenger dari era Perang Dunia II.

Berdasarkan desainnya, pesawat A-12 berbentuk delta dan tanpa dibekali sirip ekor horisontal ataupun vertikal.

Pesawat pengebom/serang segala cuaca ini mampu membawa muatan senjata hingga 2.300 kg yang disimpan di ruang senjata internal.

Sementara di bawah sayapnya dapat dipasang tangki bahan bakar eksternal untuk meningkatkan jangkauan tempurnya.

Jet dengan dua awak ini memiliki panjang 11,5 m, lebar sayap terbentang 21,4 m, lebar sayap saat dilipat 11 m, dan tinggi 3,4 m.

Pesawat dengan berat lepas landas maksimum (MTOW) 36.287 kg ini dibekali dua mesin turbofan General Electric F412-GE-D5F2, dengan daya dorong masing-masing 13.000 lbf (58 kN).

Untuk performanya, A-12 ditargetkan memiliki kecepatan maksimum 930 km/jam, ketinggian terbang hingga 12.000 m, serta jangkauan tempur 1.500 km.

Sayangnya, karena biaya pengembangan yang terus meningkat dan tak sesuai jadwal yang ditetapkan, akhirnya program A-12 dihentikan dengan hanya meninggalkan sebuah mockup skala penuh.

Sebenarnya, jika proyek ini berhasil, rencananya 14 kapal induk USN masing-masing akan dilengkapi dengan 20 pesawat A-12.

Dalam jangka panjang USN berencana untuk mengakuisis total 620 unit dan Korps Marinir AS (USMC) dengan 238 pesawat.

Setelah pembatalan program A-12 ini, USN akhirnya memilih untuk membeli F/A-18E/F Super Hornet yang kemudian menggantikan peran A-6 Intruder dan F-14 Tomcat sekaligus. (RBS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *