Angkatan Darat AS kerahkan sistem rudal berbasis darat Typhon baru di kawasan Indo-Pasifik

TyphonUS Army
ROE

AIRSPACE REVIEW – Angkatan Darat AS (US Army) belum lama ini mengumumkan telah mengerahkan sistem rudal berbasis darat terbarunya, Typhon, ke Filipina untuk Latihan Salaknib 24, yang menandai penempatan pertamanya di kawasan Indo-Pasifik.

Kedatangan Typhon di Filipina merupakan sinyal penting bagi Beijing dan menggarisbawahi rencana Angkatan Darat AS untuk menempatkan sistem ini secara permanen di tempat yang bisa disebut sebagai halaman belakang China.

Boeing_contoh2

Sistem Typhon, juga dikenal sebagai Mid-Range Capability (MRC), diangkut melalui udara ke Luzon, pulau terbesar di kepulauan Filipina, pada 7 April 2024.

Ini adalah bagian dari Baterai C dari Batalyon ke-5, Resimen Artileri Lapangan ke-3 , yang diintegrasikan ke dalam Satuan Tugas Multi-Domain (MDTF) ke-1 berbasis di Pangkalan Gabungan Lewis-McChord di Negara Bagian Washington.

Rincian mengenai sejauh mana partisipasi Baterai C dalam Latihan Salaknib 24 dan kemungkinan demonstrasi tembakan masih belum jelas.

Dari gambar yang dirilis hanya menunjukkan peluncur dalam peti kemas yang ditarik oleh Heavy Expanded Mobility Tactical Truck (HEMTT) dan dimuat ke pesawat angkut C-17A Globemaster III dari 62nd Airlift Wing di Pangkalan Gabungan Lewis-McChord.

Penerbangan ini menandai pertama kalinya elemen sistem Typhon diangkut melalui udara.

Sistem senjata Typhon, yang dirancang oleh Lockheed Martin, mengadaptasi sistem peluncuran vertikal angkatan laut Mk.41 untuk penggunaan darat, meningkatkan kemampuan Angkatan Darat AS untuk mengatasi ancaman di lingkungan Satuan Tugas Multi-Domain (MDTF).

Beberapa penerbangan C-17A diperlukan untuk memindahkan seluruh baterai Typhon. Lokasi pasti komponen sistem Typhon di Filipina belum diungkapkan, selain dikirim ke Luzon utara.

Dilansir oleh Army Recognition (16/4), akses pasukan Amerika saat ini ke lima lokasi berbeda di pulau tersebut menyoroti pentingnya kawasan ini secara strategis bagi Paman Sam, terutama dalam hal konsolidasi aliansi Amerika Serikat-Filipina.

Sistem ini mencakup empat peluncur, pusat komando, dan kendaraan pendukung logistik.

Dengan mengerahkan satu peluncur Typhon ke Filipina, US Army menunjukkan kemampuan yang signifikan, karena Typhon dapat menggunakan rudal Tomahawk untuk menyerang sasaran darat dan laut hingga jarak sekitar 1.000 mil.

Selain itu, adaptasi SM-6 untuk serangan permukaan menawarkan peningkatan fleksibilitas.

Dari lokasinya yang strategis di utara Luzon, rudal Typhon dapat menjangkau Selat Luzon dan mencapai daratan China serta berbagai instalasi militer di seberang Laut China Selatan. -RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *