SALAH SATU kunci kemenangan pertempuran pasukan Rusia di Avdiivka, Ukraina adalah faktor penguasaan udara oleh jet-jet tempur pasukan Moskow. Penguasaan ruang udara menyebabkan keleluasaan bagi matra udara Beruang Merah untuk membombardir pasukan Ukraina dari ketinggian.
Dalam peristiwa dramatis yang terjadi pada minggu lalu tersebut, tentara Rusia mengklaim kendali penuh atas Avdiivka, yang menjadi salah satu benteng Angkatan Bersenjata Ukraina. Jatuhnya kota ini membuka jalan bagi masuknya pasukan Rusia lebih dalam di Ukraina.
Media mencatat, ada satu faktor yang menonjol dalam perang tesebut. Penggunaan senjata presisi tinggi semakin membuktikan keampuhannya dalam perang modern.
Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia, terungkap bahwa lebih dari 400 serangan presisi dilakukan dalam satu operasi dalam satu hari. Rincian spesifiknya memang tidak disebutkan, namun dapat diduga bahwa operasi telah ini melibatkan rudal, pesawat terbang, dan senjata artileri.
Menurut Bulgarian Military, sebagian besar dari operasi tersebut dilakukan Rusia dengan menggunakan bom berpemandu UMPK (Unifitsirovannyi Modul Planirovaniya i Korrektsii) atau disebut juga UMPC. Laporan terkini menunjukkan sekitar 250 peluncuran, semuanya dilaksanakan dalam jangka waktu yang sangat mencengangkan, yaitu kurang dari 72 jam. Ini adalah pencapaian yang luar biasa, yang dilakukan oleh tentara Rusia.
Keberhasilan tersebut menandakan pembangunan sistem komunikasi vertikal yang mengesankan, di mana hal itu terjadi di bawah kondisi peperangan elektronik yang sulit dan tantangan lainnya yang tak terhitung jumlahnya.
Untuk pertama kalinya, sebuah inovasi terjadi ketika versi bom UMPK seberat satu setengah ton bertransisi dari aplikasi yang ditargetkan ke penggunaan yang luas. Bom UMPC ini tidak lain adalah bom luncur udara yang dilengkapi dengan kit pemandu.
Bom jenis ini dikenal ketika Kementerian Pertahanan Rusia menerbitkan video yang memberikan gambaran paling tepat tentang bom berdaya ledak tinggi FAB-1500 M54 dengan perlengkapan sayap. Video tersebut dilaporkan berasal dari kunjungan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu baru-baru ini ke JSC Tactical Missiles Corporation. Hal ini kemudian dipublikasikan di media sosial dan menjadi viral.
Secara resmi disebut sebagai modul luncuran UMPK (UPMC), kit sayap bom diproduksi oleh JSC Tactical Missiles Corporation. Intinya, perlengkapan sayap dapat dipasang pada bom yang jatuh bebas untuk mengubahnya menjadi bom berpemandu.
Modul ini memiliki sistem kendali yang menembakkan amunisi secara otomatis ke sasaran, melipat sayap dan kemudi. Perlengkapan ini pada dasarnya membuat bom apa pun menjadi bom berpresisi tinggi.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengumumkan bahwa Tactical Missiles Corporation telah menyiapkan serangkaian jalur produksi untuk modul luncur terpandu dan penyesuaian serta bom luncur terpandu modular, seperti diberitakan TASS.
Dilaporkan bahwa korporasi Rusia telah berhasil melipatgandakan bom jenis ini sejak tahun lalu.
Rusia telah menggunakan bom FAB-250 dan FAB-500 yang dilengkapi dengan kit UMPK selama beberapa bulan. Namun, gambar baru FAB-1500 M54 dengan UMPK bom ini tiga kali lebih besar dari bom Rusia dengan sayap pop-out, yang sudah menimbulkan ancaman besar bagi pasukan Ukraina.
Kit UMPK yang dimodifikasi bertujuan untuk meningkatkan akurasi dan jangkauan pemandu tergantung pada koordinat satelit. Meskipun jangkauan perangkat sayap ini masih belum diketahui, para ahli percaya bahwa jangkauan dan akurasinya mungkin lebih luas dibandingkan dengan bom udara lain yang dilengkapi dengan perangkat sayap.
Segera setelah visual dari senjata baru yang dimodifikasi tersebut dipublikasikan secara online, pengamat militer mencatat bahwa senjata tersebut tampak seperti versi yang sangat ramping dari FAB-1500 M54 dengan UPMC.
Dari beberapa gambar yang beredar, bom ini dibawa oleh jet tempur Su-34 maupun Su-35 yang secara masif dikerahkan untuk melakukan serangan terhadap pasukan Ukraina.
-RNS-