AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara Rusia saat ini mengoperasikan 16 pesawat pembom Tupolev Tu-160, dikenal sebagai pesawat pembom strategis terbesar dan tercepat di dunia hingga saat ini.
Sejak awal tahun 2000-an, armada aktif telah mengalami beberapa peningkatan, sebagian besar berfokus pada berbagai sistem elektronik.
Program modernisasi besar-besaran yang dijuluki sebagai Tu-160M mulai dijalankan pada 2014. Lalu pada 2015 diumumkan untuk pembelian pesawat baru sebanyak 50-54 unit.
Pesawat pertama hasil modernisasi Tu-160M berhasil melakukan uji terbang perdananya pada bulan Januari 2022.
Inovasi lain pada Tu-160M adalah penggabungan mesin NK-32-02, yang lebih sedikit membutuhkan perawatan.
Pada saat yang sama mereka memberikan performa dan daya tahan penerbangan yang luar biasa, terbang dengan kecepatan maksimum hingga 2 Mach.
Tu-160M juga mencakup beragam persenjataan baru, termasuk rudal jelajah Kh-101/102 menjadi salah satu yang paling menonjol.
Saat ini, serangkaian senjata hipersonik sedang dikembangkan untuk mempersenjatai pesawat pembom yang dijuluki NATO sebagai Blackjack ini.
Dilansir Bulgarian Military (9/9), Angkatan Udara Rusia dalam waktu dekat akan memperoleh empat pesawat baru, dari 10 yang dipesan dalam gelombang pertama.
Berarti akan ada 20 pesawat pembom bersayap geometri variabel ini yang akan dioperasikan oleh Angkatan Udara Rusia, dari total 70 pesawat di masa depan.
Dibandingkan dengan Amerika Serikat yang menjadi peseterunya, saat ini Angkatan Udara AS (USAF) mengoperasikan pesawat sekelas yakni Boeing B-1B Lancer.
Pada tahun 2021 USAF tercatat memiliki 45 unit B-1B. Direncanakan seluruh pembom akan dihentikan operasilnya pada tahun 2036 dan digantikan oleh pembom siluman Northrop Grumman B-21 Raider.
Dibandingkan Amerika Serikat, Rusia tertinggal dalam pengembangan pembom siluman (stealth). Meskipun tengah mengejar dalam program PAK-DA yang dikerjakan oleh Biro Desain Tupolev.
-RBS-