AIRSPACE REVIEW (airspace-review) – Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah memerintahkan negaranya itu untuk mengembangkan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru bersenja nuklir yang lebih besar.
Hal ini untuk merespons meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, lapor media pemerintah KCNA.
Dikatakan Kim, Pyongyang membutuhkan kekuatan militer yang luar biasa untuk mempertahankan diri ketika Amerika Serikat dan musuh abadi Korea Selatan mencoba untuk mengisolasi dan melumpuhkan Korea Utara dengan aset nuklir AS yang dikerahkan di wilayah Korea Selatan.
Selama pertemuan Partai Buruh Korea (WPK) yang berkuasa, pemimpin negara itu bersikeras dan meyakini bahwa ICBM baru akan mampu melakukan serangan balik nuklir lebih cepat dari yang dikembangkan oleh pihak musuh.
Kim menekankan pentingnya senjata nuklir taktis yang diproduksi secara massal.
“Peningkatan eksponensial persenjataan nuklir negara akan menjadi orientasi utama strategi pertahanan Korea Utara pada tahun 2023,” ujarnya dikutip KCNA.
Pyongyang juga berencana untuk meluncurkan satelit militer pertamanya secepat mungkin.
Pengembangan satelit tersebut sedang dilakukan.
Sehari jelang pergantian tahun, Kim Jong-un memuji industri pertahanan Korea Utara karena telah mengirimkan 30 peluncur roket multipel super besar 600 mm baru ke militer negara itu.
Kekuatan nuklir, kata Kim, merupakan senjata ofensif Korea Utara untuk menyerang pusat-pusat peluncuran rudal musuh.
“Kami telah menyatakan tekad kami untuk menanggapi nuklir dengan nuklir dan konfrontasi habis-habisan dengan konfrontasi habis-habisan,” tandas dia.
Korea Utara melakukan lebih 40 uji coba peluncuran rudal pada tahun 2022. Beberapa di antaranya melibatkan adalah rudal ICBM.
-JDN-