Kapal selam Soviet panas tak ber-AC, di Indonesia jadi dingin dan segar

KRI Pasopati-410TNI AL, Arsip

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pengadaan 12 kapal selam kelas Whiskey dari Uni Soviet oleh pemerintah Indonesia dilaksanakan untuk mendukung pembebasan Irian Barat dalam Operasi Trikora di awal tahun 1960-an.

Hingga tahun 1980-an dua kapal selam yakni KRI Pasopati-410 dan KRI Bramasta-412 masih digunakan oleh TNI Angkatan Laut.

Di tahun tersebut, pemerintah Indonesia kembali mengadakan dua kapal selam dari Jerman, yakni kapal selam kelas 209.

Terdapat dua perbedaan mencolok dari kapal selam buatan Uni Soviet dan Jerman tersebut.

Kapal selam kelas Whiskey dari Uni Soviet sejak dibeli tidak dilengkapi dengan pendingin ruangan alias AC.

Dapat dimengerti karena di negara asalnya kapal selam ini dirancang untuk beroperasi di wilayah subtropis yang dingin sehingga tidak diperlukan pendingin ruangan lagi.

Alhasil, ketika digunakan di Indonesia yang beriklim tropis, udara di ruangan kapal selam menjadi panas.

Berbeda dengan kapal selam kelas 209 yang dirancang lebih baru. Kapal selam ini sudah dilengkapi dengan AC dari pabriknya, sehingga para awaknya nyaman saat menjalankan tugas di kedalaman air.

Perbedaan yang kontras juga terlihat dari penampilan para awaknya saat kedua kapal selam yang berbeda itu berlayar.

Awak kapal selam kelas Whiskey menggunakan celana pendek dan kaos biru. Sedangkan awak kapal selam kelas 209 menggunakan celana panjang dan jaket karena apabila bertugas di kapal selam akan terasa dingin.

Melihat kondisi yang kontras tersebut, membuat Panglima Komando RI Armada Timur (sekarang Koarmada II) saat itu Laksda TNI Rudolf Kasenda tak tega dan sangat prihatin.

Maka, ia pun kemudian menantang adakah yang bisa membuatkan AC untuk kapal selam kelas Whiskey dari Uni Soviet tersebut.

“Saya ingat betul, waktu itu saya menjabat sebagai Wakil Kepala Kamar Mesin (KKM), tertantang untuk membuat AC tersebut agar kapal selam tersebut. Setelah saya pelajari sistem pendingin air laut dan tenaga yang ada. saya berkesimpulan dapat dibuat,” ujar Dr. Ir. Aji Sularso seperti diceritakan di buku “Kapal Selam Indonesia” yang ditulis oleh Indroyono Susilo dan Budiman, tahun 2008.

Di tahun itu, Aji Sularso masih yang bertugas di KRI Pasopasti-410 dan berpangkat Letnan Satu.

Dijelaskan bahwa sistem pendingin tersebut menggunakan sistem air laut dari sistem pendingin kompresor udara.

Jadi tinggal dibuatkan pipa-pipa dan katup tahan tekanan. Sedangkan tenaga listrik untuk kompresornya perlu dipasang converter uintuk mengubah listrik baterai (DC) menjadi AC, lanjut Dr Aji yang kemudian hari menjadi Dirjen Pengawasan dan Pengendalian di Departemen Kelautan dan Perikanan.

Untuk peralatan evaporatornya dipilih merek Daikin model AC split yang dipasang di lima tempat, yaitu di Ruang ABK, Ruang Perwira, Ruang Sentral Komando, Ruang Sentral Mesin Motor, dan Ruang Penjaga Torpedo Belakang.

Akhirnya, kapal selam dari Uni Soviet itu pun tidak lagi panas udaranya saat digunakan. Para awaknya jadi lebih nyaman saat bekerja dan menjalankan misi.

Tidak hanya itu, di kapal selam tersebut juga dibuatkan ruangan khusus untuk menyimpan bahan makanan segar seperti daging, sayuran, dan buah-buahan.

Saat AC sudah terpasang, Laksda R. Kasenda pun mencobanya berlayar dan menyelam menggunakan kapal selam tersebut dari Surabaya ke Jakarta.

-Kallmoz-

One Reply to “Kapal selam Soviet panas tak ber-AC, di Indonesia jadi dingin dan segar”

  1. Salut dgn anggota tni al yg cerdas dan inovatif bisa mendesain sendiri sistem pendingin di kapal selam buatan uni soviet tdk heran kemudian bisa meraih gelar doktor dan menjadi pejabat tinggi ??

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *