AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – India mengambil keputusan untuk memensiunkan seluruh armada jet tempur MiG-21 dan MiG-29 Soviet yang dioperasikan militer negaranya paling lambat tahun 2027, NDTV melaporkan pada 30 Juli.
Pada tahun 2025, Angkatan Udara India (IAF) harus lebih dulu memensiunkan empat skadron MiG-21.
Setelah itu tiga skadron MiG-29 IAF harus di-grounded tahun 2027.
Mulai September tahun ini, secara bertahap skadron pertama MiG-21 IAF akan disetop operasinya, kata Kementerian Pertahanan India.
India telah menyiapkan perencanaan untuk 3-5 tahun ke depan bagi pesawat penggantinya.
New Delhi menyatakan, MiG-21 Soviet milik IAF tidak dalam kondisi baik. Pesawat itu telah usang dan sekarang hampir tidak mungkin dipertahankan.
Meski demikian, pemerintah India menegaskan bahwa keputusan untuk mempensiunkan armada MiG-21 Soviet ini tidak ada hubungannya dengan pesawat yang jatuh pada hari Kamis, 28 Juli, di Barmer, Rajasthan.
Skadron MiG-21 India terdiri dari 17-20 pesawat. Pesawat ini diakui memiliki sejarah militer yang kaya dalam inventaris IAF.
Pesawat memberikan sumbangsihnya dalam aksi pertempuran selama konflik Kargil pada tahun 1999, serta operasi untuk mengusir pembalasan Pakistan pada 27 Februari 2019.
Sebagai bagian dari IAF, MiG-21 telah menembak jatuh lebih dari satu atau dua pesawat musuh.
India sedang dalam proses pembenahan total kemampuan tempur udaranya. Selain telah memproduksi jet tempur ringan HAL Tejas Blok 1 dan Blok 2, New Delhi telah melakukan beberapa pembelian yang mengesankan di bidang ini dalam dua tahun terakhir.
Sebanyak 36 jet tempur Dassault Rafale baru telah diakuisisi dan diterima untuk menjaga langit India.
Pakar militer memperkirakan, selanjutnya F/A-18E/F Super Hornet akan menggantikan peran MiG-29 di kapal induk India yang baru.
Sementara untuk Su-39MKI, keberadaannya tetap akan dipertahankan karena pesawat ini dinilai memiliki kinerja yang sangat baik.
-Poetra-